
Stafsus Tepis Isu Menteri Erick Perintahkan Perusahaan BUMN Beli Dolar AS Sebanyak-Banyaknya

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga/Dok. Iconomics
Menteri BUMN Erick Thohir dipastikan tidak pernah menyuruh perusahaan-perusahaan milik negara untuk memborong dolar Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu sekaligus menepis isu yang menyebutkan Erick meminta perusahaan BUMN membeli dolar AS ketika kursnya sedang tinggi.
Untuk diketahui, berdasarkan catatan Google Finance pada penutupan Jumat (20/4) kemarin, per US$1 mencapai Rp 16.218. “Jadi tidak pernah itu Pak Erick omong BUMN-BUMN disuruh borong dolar, tidak mungkin,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam keterangan resminya lewat video pada Sabtu (20/4).
Arya menuturkan, arahan Menteri Erick terhadap perusahaan BUMN untuk mengoptimalkan pembelian dolar AS, dan menyikapi kenaikan dolar yang terjadi saat ini dengan bijak.
“Tolong ya jangan diplintir lagi, seakan-akan ada BUMN-BUMN berutang dolar. Bukan, tapi adalah bila BUMN-BUMN tersebut ada yang punya utang dolar maka mereka harus mengoptimalkan untuk nantinya pada saat pembayaran mereka tepat penggunaannya,” ujar Arya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID agar melakukan pembelian dolar dengan tepat guna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
“Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, Bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dolar saat ini,” ujar Erick.
Leave a reply
