
Stok Pangan di BUMN Sedikit, Arief Prasetyo Adi: Tak Dapat Intervensi Harga

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat melakukan kunjungan kerja ke salah satuh peternakan sapi di wilayah Jawa Timur.
Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan secara umum ketersediaan pangan tahun 2022 dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri. Meskipun ada empat komoditas, yaitu kedelai, bawang putih, daging ruminansia dan gula konsumsi, masih memerlukan pasokan dari luar negeri.
Hanya saja diakui oleh Arief, penguasaan stok pangan nasional ini tidak berada pada BUMN pangan yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah.
“Meskipun keterediaan pangan itu cukup, sayangnya BUMN pangan sebagai perpanjangan tangan pemerintah hanya memiliki stok pangan yang sangat kecil dibandingkan kebutuhan bulanan nasional,” ujar Arief dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (16/11).
Stok beras misalnya. Berdasarkan data neraca pangan, stok beras hingga akhir tahun 2022 mencapai 6,43 juta ton. Dari jumlah tersebut, stok yang dikuasai oleh BUMN hanya 695.274 ton yang terdiri dari stok beras Bulog sebanyak 651.437 ton, ID FOOD sebanyak 408 ton, Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebanyak 37.938 ton dan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) sebanyak 5.491 ton.
Kondisi yang sama juga terjadi pada jenis pangan yang lainnya seperti gula pasir, daging sapi,daging kerbau, jagung, kedelai, cabai, daging ayam, minyak goreng, bawang merah dan bawang putih.
“Sehingga, (BUMN Pangan), belum dapat melakukan intervensi untuk stabilisasi pasokan dan harga (dari) hulu-hilir secara maksimal,” ujar Arief.
Namun, jelas Arief, dengan terbitnya Perpres No.125/2022 dan PMK No.153/2022, saat ini Bulog dan BUMN pangan bersama Badan Pangan Nasional dengan Kementerian Keuangan sedang meningkatkan penguatan stok pangan nasional sebagai cadangan pangan pemerintah.
Leave a reply
