Suku Bunga Acuan BI Naik, Bank Mandiri Tak Mengubah Proyeksi Pertumbuhan Kredit Tahun Ini

0
193

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tak mengubah target pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun ini, meski Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada Oktober ini.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan Bank Mandiri memperkirakan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia akan bertahan di level 6% hingga akhir tahun 2023 ini.

Darmawan mengatakan meski kebijakan moneter mengalami pengetatan, Bank Mandiri melihat masih ada ruang pertumbuhan yang terbuka pada perekonomian Indonesia.

Karena itu, ia mengatakan,  Bank Manidiri “memproyeksikan bisnis masih akan tetap tumbuh”, apalagi “secara umum perbankan masih memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung rencana ekspansi bisnis dalam bentuk kredit”.

Kebijakan insentif likuiditas oleh Bank Indonesia berupa pengurangan Giro Wajib Minimum (GWM) – apabila bank menyalurkan kredit ke sektor prioritas –  dan juga pelonggaran Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM), juga akan menambah likuiditas bagi perbankan.

Kebijakan Bank Indonesia tersebut, menurut Darmawan,  berpotensi mendorong penyaluran kredit pada beberapa sektor prioritas.

Karena itu, Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan nasional masih dapat mencapai kisaran 9% sampai dengan akhir tahun.

Baca Juga :   Pemegang Saham Menyetujui Pemecahan Nilai Saham Bank Mandiri dengan Rasio 1:2

Darmawang mengatakan kinerja keuangan Bank Mandiri yang sangat baik sampai kuartal ketiga 2023, diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir tahun nanti. Pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi hingga kuartal ketiga 2023 sebesar 12,71% year on year (YoY), berada pada rentang target yang ditetapkan selama ini yaitu 10% hingga 12% YoY.

“Dengan starategi fokus menggarap peluang ekosistem nasabah terutama di sektor-sektor yang potensial serta didukung oleh digitalisasi yang menyeluruh pada bisnis Bank Mandiri, untuk itu kami juga memproyeksikan pertumbuhan kredit Bank Mandiri secara konsolidasi di akhir tahun masih tetap sesuai dengan guidance yang pernah kami berikan di kisaran 10-12% yoy dengan tetap memperhatikan prinsip manajemen risiko yang prudent,” ujar Darmawan dalam konferensi pers paparan kinerja kuartal III 2023, Senin (30/10).

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo mengatakan sampai dengan September 2023, Bank Mandiri menunjukkan perbikan kualitas aset. Rasio Non Performing Loan (NPL) telah turun dari 1,88% pada Desember 2022 menjadi 1,36% di bulan September 2023.

Baca Juga :   Ekonom Bank Mandiri Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh di Kisaran 5% Hingga 5,05% pada Akhir 2024

Selain itu, rasio Loan at Risk atau LaR termasuk portofolio restrukturisasi Covid-19, juga telah membaik dari 12,10% pada Desember 2022 menjadi 9,87% dari total kredit pada September 2023 atau sudah lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemi di tahun 2019.

Sigit mengatakan perbaikan kualitas kredit Bank Mandiri tersebut mendorong adanya penurunan Cost of Credit dari 1,21% pada Desember 2022, menjadi 0,73% pada September 2023.

Sejalan dengan adanya perbaikan kualitas kredit, kecukupan pencadangan juga mengalami penyesuaian yang dapat dilihat dari peningkatan NPL Coverage menjadi 339,61% pada September 2023, dari posisi 311% pada Desember 2022.

“Kami melihat dan memproyeksikan bahwa tren perbaikan kualitas kredit ini akan terus berlanjut secara bertahap sampai dengan akhir tahun 2023 dan stabil di tahun 2024 mendatang,” ujar Sigit.

Terkait strategi menghadapi perubahan suku bunga acuan, Sigit mengatakan Bank Mandiri “melakukan secara selektif repricing suku bunga dana dan kredit,” dengan mengutamakan pricing porotofolio kredit yang memang berdasarkan suku bunga acuan seperti kredit portofolio di segmen korporasi.

“Sampai dengan saat ini kualitas portofolio kredit Bank Mandiri tidak terdampak secara signifikan terhadap kenaikan suku bunga,” ujar Sigit.

Baca Juga :   Bank Mandiri Tak Revisi Target Kredit Tahun Ini, Meski Pertumbuhan Industri Melambat

Selain itu, tambah Sigit, Bank Mandiri juga akan terus melanjutkan ekseksui  early warning mechanism dan watchlist process untuk secara proaktif mengidentifikasi secara dini debitur yang mengalami penurunan kinerja. Dengan begitu, langkah antisipatif bisa dilakukan seperti restrukturisasi lebih awal.

Hingga September, penyaluran kredit bank only Bank Mandiri tumbuh 11,92% yoy, lebih tinggi dari rata-rata industri. Sigit mengatakan pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh segmen wholesale banking yang menjadi bisnis utama Bank Mandiri dan mendukung pertumbuhan ekosistem bisnis turunan di segemen retail banking.

“Bank Mandiri memproyeksikan tren pertumbuhan ini akan terus dijaga hingga akhir tahun 2023 dengan memperhatikan pipeline dari calon-calon debitur yang masih akan terus diproses sampai akhir tahun,” ujar Sigit.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics