
Work Frome Home, Ada Tantangan Aktualisasi Nilai dan Budaya Perusahaan, Bagaimana Gojek Mengatasinya?

Ilustrasi GoJek/Retail News Asia
Bekerja dari rumah (work from home) sudah menjadi bagian dari perubahan prilaku pekerja selama setahun terakhir karena pandemi Covid-19. Trennya ini tampaknya akan berlangsung terus meski pandemi berakhir.
Mengutip riset dari Workplace Analytics, Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita mengatakan di tahun 2025 diperkirakan 70% pekerja masih akan bekerja secara remote, paling sedikit 5 hari dalam sebulan. “Jadi secara global kita lihat bahwa remote working, working from home itu akan tetap jadi tren walaupun akan semakin banyak yang hybrid,” ujarnya dalam webinar ‘PR Outlook 2021’ yang digelar Iconomics, beberpa waktu lalu.
Perubahan prilaku pekerja ini menimbulkan tantangan dari sisi sisi aktualisasi nilai dan budaya perusahaan. Apalagi di perusahaan-perusahaan teknologi seperti Goejk dimana banyak karyawannya adalah generasi Y (milenial) dan genersi Z.
Hal yang hilang dari work from home adalah pengalaman bekerja bareng dalam satu meja atau meeting bareng sambil minum kopi. “Tantanganya adalah bagaimana kita keep atau motivate karyawan untuk tetap punya spirit di saat mereka bekerja secara online,” ujar Nila.
Memang diakuinya, produktifitas karyawan saat bekerja dari rumah meningkat. Di Gojek, yang menurutnya 100% bekerja dari rumah, produktifitas karyawan naik 30%. Naiknya produktifitas ini terjadi karena tak ada lagi jeda makan siang, jeda ngopi, dan lainnya. Justru saat bekerja dari rumah, jadwal makin padat.
Agar nilai dan budaya perusahaan tetap menjadi spirit karyawan, komunikasi internal menjadi lebih penting untuk mendorong engagement karyawan dan internalisasi budaya perusahaan. “Kita tahu persis ini juga menjadi tantangan banyak perusahaan terutama dari sisi communication dan HR,” ujarnya.
Gojek sendiri, ungkapanya punya upaya yang serius untuk bisa memastikan karyawan tetap merasa diperhatikan oleh manajemen dan juga punya chanel untuk bisa berkomunikasi dengan manajemen. Hal yang dilakukan Gojek salah satunya adalah meningkatkan leaders communication untuk memastikan engagement dan chanel untuk bisa dua arah.
“Dulu sebelum pandemi, yang namanya co-CEO town hall itu enggak terlalu intens. Di 2020, kita itu bikin co-CEO town hall itu satu bulan sekali. Rata-rata audiensnya sekitar 4.000 orang dari berbagai market tempat kita beroperasi. Jadi enggak cuma di Indonesia, tetapi Singapura, Thailand, Vietnam, India. Di sini adalah kesempatan leaders-leaders kita untuk memberikan update mengenai perusahaan, termasuk juga memberikan kesempatan untuk tanya jawab (dengan karyawan),” ujarnya.
Selain di level CEO, hal serupa juga dilakukan di level bisnis atau function head. “Di tempat saya, saya juga bikin satu bulan sekali, di tempat lain dua bulan sekali, tiga bulan sekali. Nah ini kita menjadikan sebuah upaya yang komprehensif sehingga message keys itu ke bawah terjadi,”ujar Nila.
Leave a reply
