Amartha Mengklaim Ciptakan 130.000 UMKM Baru Lewat Akses Permodalan di 2021

0
563

PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) mengumumkan peningkatan pendapatan di kalangan mitra sebesar 38%, artinya mitra sudah kembali bangkit dari kondisi pandemi dan mampu mengembangkan usahanya. Demikian keterangan tersebut disebut dalam Sustaianability Reports (SR) 2021 Amartha.

Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto menyampaikan Amartha percaya bahwa menjalankan bisnis yang profitable, dapat beriringan dengan upaya Amartha menciptakan dampak berkelanjutan bagi lingkungan dan sosial.

“Lewat Sustainability Report, Amartha mengajak stakeholder lainnya untuk turut andil dalam mendukung akselerasi pemberdayaan UMKM lewat layanan keuangan yang inklusif. UMKM terbukti memiliki resiliensi yang cukup kuat, terlebih jika diberikan akses keuangan, digitalisasi, serta pendampingan usaha seperti yang dilakukan Amartha,” kata Aria dalam keterangan resmi.

Berdasarkan Sustainability Report 2021, Amartha menyebut telah menciptakan 130.000 UMKM baru lewat akses permodalan. UMKM ini merupakan mitra yang baru pertama kali mengembangkan usahanya berkat dukungan permodalan dari Amartha. Sebanyak lebih dari 271.000 lapangan kerja informal tercipta dari mitra UMKM Amartha, angka ini meningkat 29% jika dibanding jumlah lapangan kerja pada tahun sebelumnya.

Baca Juga :   Wakaf Dinilai Akan Banyak Dikerjasamakan dengan Lembaga Keuangan Syariah

Amartha mencatatkan sekitar 90.000 usaha ultra mikro binaan Amartha berhasil meningkatkan skala usahanya menjadi usaha kecil, dengan total omzet tahunan mencapai Rp300 juta.

“Peningkatan skala usaha dan pendapatan harus diiringi dengan kemampuan dalam mengelola keuangan. Oleh sebab itu, Amartha juga konsisten memberikan edukasi literasi keuangan bagi mitra kami. Edukasi literasi keuangan ini meliputi pendidikan tentang pentingnya mencatat arus kas, membiasakan diri untuk menabung, serta literasi untuk memanfaatkan platform digital dalam mengakses layanan keuangan. Tanpa adanya edukasi, UMKM akan kesulitan memisahkan arus kas usaha dan pribadi, sehingga sulit mengembangkan usahanya,” kata Aria.

Amartha juga menyebut hampir 30% mitra tidak memiliki tabungan dan tidak terbiasa menabung sebelum bergabung dengan Amartha. Untuk itu, program edukasi literasi keuangan yang dijalankan Amartha juga meliputi proses pengukuran dampaknya. Sebanyak 276.000 mitra tercatat telah rutin menabung, bahkan penambahan jumlah tabungan mereka rata-rata meningkat 50% dalam setahun.

Secara kumulatif, sejak 2010, Amartha menyatakan telah menyalurkan pendanaan mencapai Rp8,7 triliun kepada lebih dari 1,2 juta pelaku usaha ultra mikro yang tersebar di 35.000 desa di Indonesia. Amartha juga memperluas jangkauan operasional dengan membuka 220 poin operasional baru, sehingga total poin operasional Amartha mencapai lebih dari 600 titik.

Leave a reply

Iconomics