BNI Life: Situasi Pandemi, Waktu Tepat Beli Asuransi

0
930
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Pandemi Covid-19 membawa banyak tantangan dan risiko kehidupan yang semakin bertambah. Tidak hanya dari aspek kesehatan, namun juga secara sosial dan ekonomi. Karena itu, di masa yang penuh ketidakpastian, penting untuk memiliki produk asuransi.

Setidaknya itu bisa meminimalisir kerugian yang bisa terjadi kapan saja. GM Bancassurance BNI Life, Dewi Lestarina mengatakan, sesungguhnya memiliki proteksi dari asuransi sangat penting, bahkan wajib. Terutama bagi seseorang yang bersifat sebagai pencari nafkah dalam suatu keluarga atau rumah tangga.

Dengan semakin meningkatnya risiko di masa pandemi saat ini, maka memiliki produk asuransi dapat memberi sedikit ketenangan terhadap kondisi keuangan keluarga yang sangat bergantung kepada penghasilan dari pencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.

“Kita bisa bayangkan seorang pencari nafkah tertimpa musibah karena harus dihadapkan risiko-risiko yang muncul di kehidupan. Apalagi di situasi pandemi sekarang kita lebih rentan risiko itu. Kita keluar rumah saja kita tidak tahu sekeliling kita siapa terpapar Covid-19, risikonya lebih besar. Situasi seperti ini asuransi jadi jauh lebih penting,” kata Dewi lewat saluran media sosial secara langsung pada  Kamis, (30/7).

Baca Juga :   Gara-Gara Corona, Omzet Sarinah Anjlok di 2020

Untuk membeli suatu produk asuransi, Dewi menyebut ada 5 hal yang perlu diperhatikan calon nasabah. Pertama, apakah yang menjadi prioritas atau kebutuhan calon nasabah dalam membeli asuransi. Pasalnya, terdapat banyak produk asuransi yang sifatnya beragam.

“Kalau yang menjadi prioritas kita pendidikan anak, belilah produk asuransi khusus disiapkan untuk pendidikan anak,” kata Dewi.

Kedua, kata Dewi, calon nasabah harus mengecek dan memastikan kondisi keuangannya. Karena dalam membeli produk asuransi, terdapat kewajiban yang ditanggung calon nasabah berupa premi yang akan dibayar baik secara bulanan maupun tahunan.

“Jangan sampai premi yang kita alokasikan di awal, di pertengahan jalan tidak sesuai. Nanti sayang uangnya,” tambah Dewi.

Ketiga, calon nasabah harus memperhatikan kondisi perusahaan asuransi yang produknya ingin dibeli. Sebab, asuransi bersifat jangka panjang sehingga perlu memilih perusahaan asuransi yang secara keuangan masih sehat. Ukuran kesehatan perusahaan asuransi dapat dilihat dari rasio solvabilitas (RBC) perusahaan tersebut. Dewi menganjurkan untuk memilih perusahaan yang memiliki tingkat RBC jauh di atas ketentuan pemerintah yakni 120%.

Baca Juga :   Lagi, OJK Cabut Izin Usaha Satu Perusahaan Asuransi yang Sakit

Kemudian, calon nasabah harus mengenali produk asuransi yang hendak dibeli. Seorang nasabah, kata Dewi, setelah membeli produk langsung menyimpan polisnya tanpa mempelajari polisnya. Padahal, setiap perusahaan asuransi menyediakan jangka waktu sekitar 14 hari untuk mempelajari polis.

Terakhir, Dewi mendorong calon nasabah untuk membeli asuransi secepat mungkin. Karena, semakin bertambah usianya, kemungkinan biaya premi akan semakin mahal, atau bahkan ada suatu tenggat usia di mana perusahaan asuransi tidak dapat lagi meng-cover calon nasabah yang ingin membeli proteksi.

“Jadi untuk beli asuransi, beli sekarang juga selagi masih sehat, produktif karena bicara nominal, banyak asuransi yang menyesuaikan preminya dengan kondisi ekonomi kita,” katanya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics