
45 Tahun Pasar Modal Indonesia: Tak Hanya Kuantitas, Kualitas Juga Perlu Ditingkatkan

Ketua Dewan Komsioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar membuka perdagangan saham dalam rangka HUT pasar modal ke-45, Rabu (10/8).
Pasar modal Indonesia pada Rabu (10/8) merayakan ulang tahun ke-45. Merayakan hari jadinya ini, pembukaan perdagangan saham pada hari ini pun dilakukan oleh Ketua Dewan Komsioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Turut hadir juga semua anggota DK OJK yang lainnya serta pimpinan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan SRO.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, dalam laporannya memaparkan sejumlah pencapaian positif yang diraih oleh pasar modal Indonesia selama beberapa tahun terakhir, di tengah tantangan yang tidak mudah akibat pandemi Covid-19.
“Kita cukup bersyukur dan berbangga hati, selama bertahun-tahun yang penuh tantangan ini pasar modal kita terus mencatatkan kinerja yang positif. Semoga akan terus berlanjut untuk masa-masa tahun mendatang. Optimisme ini tertuang dalam tema HUT pasar modal kita tahun ini yaitu Menuju Ekonomi Tangguh, Stabil dan Berkelanjutan,” ujar pria yang diangkat menjadi Direktur Utama BEI ini pada RUPS, 29 Juni lalu.
Iman mengatakan di tengah tantangan pandemi global sejak tahun 2022 ini, pasar modal Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan yang positif. “Per 8 Agustus yang lalu, pertumbuhan kita masih sebesar 7,68% dan saat ini masih merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN,” ujarnya.
Pada 21 April lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga monerhkan rekor tertinggi yaitu 7.267. Namun, kemudian IHSG tertekan kembali akibat berbagai sentimen negatif terutama dari sisi eksternal.
Namun, Iman memaparkan dalam tiga hari terakhir IHSG kembali ke level 7.000, setelah sempat turun hingga ke level 6.800-an. Pada Selasa, 9 Agustus kemarin, IHSG ditutup di level 7.102, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp9.300 triliun.
Iman mengatakan rata-rata transaksi harian selama tahun 2022 ini meningkat 15% ytd menjadi Rp15,4 triliun.
“Tiga hari terakhir, kita sempat mencapai trading harian sebesar Rp21 triliun tiga hari yang lalu,” ujarnya.
Dari sisi jumlah emiten baru yang melakukan Initial Public Offering (IPO) juga tak kalah ramainya. Pada Jumat pekan lalu, BEI merayakan emiten ke-800 yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Sepanjang 2022 ini, hingga hari ini, Rabu (10/8), total emiten baru yang melakukan IPO sebanyak 43 emiten baru.”Sampai akhir tahun target kita mencapai sebanyak 55 emiten,” ujar Iman.
Namun, lebih lanjut Iman mengatakan tantangan di industri adalah tidak hanya bericara soal kuantitas atau jumlah emiten yang melantai di Bursa.
“Tetapi bagaimana ke depan kita memperoleh emiten dengan kualitas-kualitas yang memang bisa memperoleh kinerja yang baik di pasar modal untuk fund rising ke depannya,” ujarnya.
Bursa Efek Indonesia, ungkapnya, merupakan bursa dengan jumlah IPO terbanyak di kawasan ASEAN sejak tahun 2018.
Dari sisi investor, tren pertumbuhannya juga cukup baik. Berdasarkan data KSEI, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 9,4 juta investor. Sekitar 4 juta diantaranya adalah invesor saham. Iman mengatakan jumlah investor pasar modal ini meningkat 8 kali lipat dibandingkan tahun 2017.
“Sebanyak 59% dari investor tersebut merupakan investor yang berusia di bawah 30 tahun,” ujarnya.
Namun, lagi-lagi tantangannya, bagaimana meningkatkan kualitas investor ini. Iman mengakui dari 4 juta investor saham, hanya sebagian kecil saja yang aktif bertransaksi setiap harinya.
“Transaksi harian kita saat ini dari 4 juta investor saham kita, atau 9 juta total investor, per hari baru sekitar 200 ribu sampai 300 ribu,” ujarnya.
Artinya, tambah Iman, investor eksisting ini perlu didorong untuk aktif melakukan trasaksi atau trading harian.
Untuk terus meningkatkan kualitas pasar modal, Iman mengatakan, Bursa Efek Indonesia bersama-sama dengan OJK dan SRO terus melakukan upaya pengembagan pasar modal Indonesia.
“Inisiatif strategis yang kami lakukan fokus pada tiga hal. Pertama, perlindungan investor, kedua, pendalaman pasar atau market deepening dan ketiga sinergi dan konektifitas regional,” ujar Iman.
Terkait dengan pendalaman pasar, bertepatan dengan HUT ke-45 hari ini, BEI meluncurkan produk Structured warrants atau warran terstruktur. Iman mengatakan di bursa regional, Structured warrants ini memberikan kontribusi 10% hingga 20% kepada tota transaksi.
Harapannya, Structured warrants ini akan menambah pilihan produk bagi investor sekaligus meningkatkan pendalaman pasar modal Indonesia.
Leave a reply
