BRI Danareksa Sekuritas Jadi Penjamin Pelaksana Emisi IPO Terang Dunia Internusa (UNTD) 

0
126

BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) ditunjuk sebagai salah satu penjamin pelaksana emisi efek (underwriter)  initial public offering (IPO) PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD).  Dengan harga penawaran Rp170 hingga Rp240 per saham, produsen sepeda brand United ini mengincar dana hingga Rp400 miliar dari IPO.

Direktur Investment Banking Capital Market BRIDS, Kevin Praharyawan, mengungkapkan UNTD merupakan salah satu pioneer dalam industri sepeda di Indonesia yang terus berinovasi dan berkembang hingga kini memiliki produk e-Moped dan e-Motor. Dengan pengalaman tersebut UNTD dapat memproduksi produk yang berkualitas dan secara konsisten menunjukkan track record yang baik di industrinya.

Track record UNTD yang baik tersebut terbukti dari kinerja keuangan Perseroan sampai dengan Juli 2023 yang mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp479,7 miliar, margin laba kotor sebesar 22,9%, serta return of equity (ROE) sebesar 21,4%. Menjadi salah satu underwriter IPO UNTD juga merupakan bentuk dukungan BRIDS terhadap UNTD untuk memajukan perkembangan green economy di Indonesia,” ujar Kevin.

UNTD akan melepas sebanyak 25% dari modal yang disetor setelah penawaran umum perdana saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1.666.666.700 saham dengan nominal Rp25 per saham.

Baca Juga :   BSI Tunjuk BRI Danareksa Sekuritas Pelaksana Emisi Efek Dukung Sukuk ESG

Para investor dapat menyampaikan minatnya melalui e-IPO (https://e-ipo.co.id) sepanjang masa penawaran awal (bookbuilding) yang berlangsung pada 11-22 Januari 2024.

Masa penawaran umum direncanakan berlangsung pada 1-5 Februari 2024. UNTD diperkirakan akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Februari 2024.

Apa rencana bisnis UNTD?

Sejak tahun 1991, PT Terang Dunia Internusa Tbk memulai produksi sepeda dengan brand United. Peseroan memproduksi beragam jenis sepeda, dari sepeda gunung hingga sepeda anak. Per Juli 2023, kapasitas produksi sepeda Perseroan mencapai 1 juta unit per tahun dan menyumbang pendapatan sebesar Rp267,25 miliar atau sekitar 56% dari total pendapatan.

Namun, seiring dengan tren di sektor transportasi, ke depan yang akan dipacu adalah bisnis motor listrik.

“Kita melihat di kuartal keempat (2023) kemarin, permintaan akan motor listrik meningkat signifikan,” ujar Andrew Mulyadi, Direktur sekaligus salah satu pemegang saham pengendali UNTD.

Dari awal tahun 2023, tambahnya, Perseroan sudah memprediksi motor listrik ini bakal menjadi kendaraan pilihan masa depan.

Baca Juga :   Resmi Go Public, Harga Saham Homeco Living (LIVE) Naik Hingga 34,46%

Karena itu, “kami mau mengambil kesempatan di awal tahun [2024], sudah kita listed. Jadi, kita dapat mengumpulkan dana, sehingga kami dapat membeli sparepart dan meningkatkan penjualan. Jadi, kita lebih leading dari pada yang lain,” ujarnya.

Semua dana hasil IPO – dengan target maksimal Rp400 miliar – digunakan untuk modal kerja pembelian bahan baku motor listrik dan E-Moped.

Andrew mengatakan “karena permitaan motor listrik ini akan meningkat secara signifikan” ke depan yang dipicu oleh kebijakan pemerintah, setiap tahun Perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi motor listrik. Saat ini, kapasitas produksi motor listrik Perseroan mencapai 150 ribu unit per tahun.

“Jadi, kita setiap tahun akan meningkatkan kapasitas produksi kita,” ujarnya tanpa menyebut data pastinya.

Per Juli 2023 lalu, bisnis motor listrik  baru memberikan kontribusi sebesar Rp16,83 miliar pada pendapatan Perseroan atau sekitar 3,5%.

Ke depan, Andrew mengatakan, kontribusi motor listrik naik signifikan menjadi sekitar 40%. Kemudian  sepeda turun menjadi 30% dari 56% , sepeda listrik atau moped sekitar 25% dari 27%  dan sisanya 5% suku cadang.

Baca Juga :   Resmi Tercatat di BEI, Harga Saham Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) Naik 34,29%

Siap bersaing dengan brand lain

Andrew mengatakan motor listrik Perseroan ini akan dipasarkan di dalam negeri dan juga ekspor.

Di dalam negeri, Perseroan akan terus menambah jaringan distribusi ke semua provinsi di Indoensia.

Produk motor listrik yang menjadi kompetitor Perseroan saat ini adalah produk-produk motor listrik dengan merek Alva, Gesits, Selis, dan Volta.

Andrew tak khawatir dengan kompetisi di pasar. Menurutnya, sebagai perusahaan yang bermula dari pabrik sepeda sejak tahun 1991, Perseroan sudah terbiasa memproduksi sepeda dengan “frame yang presisi.”

“Yang paling penting itu. Frame presisi, sehingga (saat) dinaiki enak. Jadi, kami sudah siap, sudah terbiasa. Kami memiliki fasilitas untuk membuat motor listrik. Kami sudah punya sistem welding-nya, painting-nya, assembling-nya. Sehingga untuk ke depan, kita yakin akan lebih unggul,” ujarnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics