Bukalapak Masih Rugi, Ini Kata Analis

0
920

PT Bukalapak.com Tbk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan kondisi laporan keuangan yang masih membukukan kerugian, meski trennya menunjukkan perbaikan.

Pada tahun 2020 lalu, emiten yang akan memiliki kode saham BUKA ini, membukukan rugi periode berjalan sebesar Rp1,34 triliun, sudah berkurang dibandingkan kerugian periode berjalan tahun 2019 dan 2018 yang masing-masing sebesar Rp2,79 triliun dan Rp2,24 triliun. Pada triwulan pertama 2021 ini, Bukalapak masih mencatatkan kerugian periode berjalan sebesar Rp323,8 triliun.

Meski masih rugi, pendapatan Bukalapak tumbuh positif dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2020 lalu, perusahaan yang berdiri tahun 2011 ini mengantongi pendapatan sebesar Rp1,35 triliun, naik 25,5% dibanding pendapatan tahun 2019 yang sebesar Rp1,08 triliun. Tahun 2018 lalu, pendapatan Bukalapak masih sebesar Rp291,91 miliar.

Hans Kwee, analis saham sekaligus direktur Ekuator Swarna Investama mengatakan sebagai unicorn pertama yang masuk ke Bursa Efek Indonesia, IPO Bukalapak menarik. Meski saat ini, kinerja keuangannya masih rugi, tetapi menurut Hans, Bukalapak memiliki prospek yang bagus.

Baca Juga :   Bukalapak Rombak C-Level, Achmad Zaky Diganti

“Kita melihat model bisnisnya, ke depan orang mungkin akan lebih banyak belanja online, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Dan saya lihat pengembangan bisnisnya akan sangat berkembang,” ujarnya dalam webinar ‘Strategi Investsi di Masa Pandemi’, Senin (12/7).

Hans mengatakan memang saat ini Bukalapak masih rugi, tetapi kerugiannya sudah mulai menurun. “Bagi yang percaya bahwa bisnis ini adalah bisnis masa depan, mungkin bisa beli. Tetapi kalau merasa, ‘saya enggak mau yang rugi’, ya enggak apa-apa-apa, masih ada pilihan lain seperti Astra, BRI, jadi banyak pilihan,” ujarnya.

Tetapi, menurutnya untuk investasi di Bukalapak memang membutuhkan waktu yang panjang. Karena, perusahaan ini harus bisa membalik kerugian yang dialami saat ini menjadi keuntungan. Selain itu, investasi di Bukalapak juga membutuhkan keyakinan bahwa industri teknologi Indonesia akan sangat berkembang seperti di Amerika.

 

Leave a reply

Iconomics