Ditutup Menguat, Sepekan Ini IHSG Sudah Pulih 1,7%

0
607
Reporter: Petrus Dabu

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten bergerak di teritori positif sepanjang perdagangan hari ini, Jumat (3/4). Pada akhir perdagangan, IHSG berakhir di 4.623,43, naik 2,03% dibandingkan penutupan Kamis kemarin.

Sebanyak 9 dari 10 sektor terlihat naik dengan kenaikan tertingggi terjadi pada sektor industri dasar yang naik 8,52%. Disusul, infrastruktur (+2,83%); manufaktur (+2,72%); tambang (+2,63%); keuangan (+1,91%); agro (+1,29%); konsumer (+0,51%), perdagangan (+0,35%) dan aneka industri (+0,02%). Hanya sektor properti yang turun yaitu -0,09%.

Bila ditarik dalam sepekan, IHSG hari ini sudah menguat 1,79% bila dibandingkan penutupan pada Jumat pekan lalu. Selama lima hari perdagangan pada pekan ini, hanya dua hari yang tercatat turun yaitu pada Senin (30/3) dan Rabu (1/4).

Grafik IHSG berhasil keluar dari titik terendahnya/Tradingview

IHSG sudah berhasil keluar dari titik terendahnya sejak Kamis (26/3) lalu, yang mana saat itu IHSG naik siginifikan sebesar 10,74%. Dua hari sebelumnya pada Selasa (24/3), IHSG sempat menyentuh level terendahnya yaitu 3.911,72, sebelum kemudian ditutup di 3.937,63. Pada hari Rabu (25/3), tak ada perdagangan karena libur Nyepi.

Baca Juga :   Menguat 4,04% Pada Pekan Pertama, Simak Proyeksi IHSG Pekan Kedua November

Sentimen yang mengangkat IHSG ke atas adalah adanya stimulus ekonomi besar-besaran di Amerika Serikat untuk meredam dampak negatif pandemi Covid-19 bagi perekonomian. Sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia juga menggelontorkan dana yang besar termasuk relaksasi berbagai kebijakan untuk mengatasi dampak negatif pandemi ini pada perekonomian.

Selama sepekan ini, pergerakan indeks konsisten berada di atas garis Moving Average (MA)-9 yang mengindikasikan minat beli yang kuat.

Sebelumnya, Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan mengatakan bila IHSG selama sepekan ini mampu bertahan di level 4.300-4.700, maka posisi terendah 3.911,72 pada Selasa (24/3) lalu adalah adalah level bottom atau dasar. Artinya bila beberapa waktu ke depan sentimen negatif yang kuat kembali menerpa pasar, maka kemungkinan penurunannya hanya sampai pada level bottom tersebut.

Sejauh ini, belum ada sentimen yang kuat yang bisa mendorong IHSG keluar dari ranget 4.300-4.700 tersebut. Sentimen yang utama adalah terkendalinya wabah Covid-19 terutama di negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Juga :   AMII: Kasus Jiwasraya Dorong Investor Alihkan Investasi dari Saham ke Obligasi

“Karena sampai saat ini yang menjadi perhatian pasar itu adalah Amerika dan negara Eropa,” ujarnya.

Faktanya, sejak Kamis kemarin, virus Corona baru ini sudah menginfeksi lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia, dengan jumlah kematian sebanyak 51 ribu serta jumlah pasien yang sembuh sebanyak 208 ribu jiwa.

Alfred mengatakan berbagai stimulus ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, baik di Indonesia maupun negara-negara lain sebenarnya sudah cukup baik. Tetapi, fokus perhatian pelaku pasar masih pada eskalasi jumlah orang yang terinfeksi terutama di negara-negara seperti Amerika Serika dan Eropa.

“Itu yang membuat kenapa rilis antisipasi pemerintah untuk menahan tekanan dari Covid-19 seolah-olah tidak menjadi katalis positif. Tetapi, langkah tersebut bisa dibilang sudah cukup baik. Pasar juga akan mengapresiasi itu ketika memang masalah utamanya, yaitu covid-19 betul bisa tertanggulangi,” ujarnya.

TagsIHSG

Leave a reply

Iconomics