Indef: Belilah Emas, Nilainya Bisa Melonjak hingga 28% di 2020

0
1036
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai pertumbuhan nilai emas sangat bergantung kepada kondisi makro ekonomi dalam negeri dan global. Berdasarkan itu, Indef memperkirakan pertumbuhan nilai emas mencapai 25% hingga 28% untuk tahun depan.

Peneliti Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, perkiraan itu merujuk kepada data Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut pertumbuhan Indonesia diperkiraan 5,1% hingga 5,2% di 2020. Untuk kembali mencapai pertumbuhan 5,3% hingga 5,4% membutuhkan sekitar 3 hingga 4 tahun.

“Dalam periode tersebut pilihan investasi akan menjadi paling menarik. Jika dalam 1 tahun nilai emas bisa naik sebesar 21% secara internasional, maka untuk tahun depan nilainya bisa sampai 25% hingga 28% secara tahunan,” kata Bhima saat peluncuran produk emas PT Sampoerna Gold Indonesia (SGI) Waris di Jakarta kemarin.

Dikatakan Bhima, situasi makro ekonomi global saat ini mendorong para investor untuk mengambil perubahan strategi terhadap portofolio investasi mereka. Karena berbagai situasi seperti perang dagang, Brexit dan lain sebagainya para investor mencari opsi investasi yang bersifat sebagai safe haven atau relatif aman seperti emas itu.

Baca Juga :   Percepat Penetrasi Bisnis Retail, BSI Luncurkan Fitur Top Up Gadai Emas di BSI Mobile

Itu sebabnya, kata Bhima, SGI mengambil waktu yang tepat meluncurkan produk emas perdana mereka. Ditambah lagi permintaan akan emas sedang tumbuh, harganya sedang bagus dan didukung pasokan dari dalam negeri.

Menanggapi hal itu, di tempat yang sama, CEO PT SGI John Aryananda membenarkan pendapat Bhima itu. Bahwa berinvestasi emas aman dan sangat diminati masyarakat Indonesia. Karena itu, keputusan meluncurkan produk logam mulia itu merupakan investasi strategis, kata John.

“Emas merupakan suatu aset secara pasti bisa dijual kembali. Harganya pun relatif stabil. Emas bisa diuangkan setiap saat, berbeda dengan properti. Jika ekonomi sedang lesu, maka sulit untuk menjualnya,” kata John.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics