Meroket, Manajemen Sebut Harga Saham TAYS Masih Wajar

0
1026

Manajemen produsen makanan ringan, PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS) menilai harga saham TAYS masih wajar. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (19/10) lalu mengehentikan sementara perdagangan saham TAYS. Sebelumnya BEI telah mencermati pergerakan harga saham emiten FMCG (Fast-moving consumer goods) ini karena dinilai pergerakan harganya di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).

Manajemen TAYS pada Senin (24/10) menggelar public expose insidentil. Selain menjelaskan kinerja perusahaan, manajemen juga menanggapi suspensi perdagangan saham TAYS.

“Sebetulnya, meski (harga saham TAYS) dibilang melonjak, secara rasio harga terhadap penjualan atau price to sales ratio (P/S) masih terbilang wajar. Nilai price to sales ratio (P/S) TAYS, jika kita ambil pada harga tertinggi TAYS sampai saat ini, tercatat 1,86 kali . Sebenarnya masih berada di bawah rata-rata inudustri yang biasanya di angkat 2 sampai 2,1 kali,” ujar Andrew Sanusi, Direktur TAYS dalam paparannya, Senin (24/10).

Harga saham TAYS naik 194% sepanjang tahun 2022 ini (year to date). Pada Senin (24/10), harga saham TAYS berada di level Rp525 per saham dan pernah mencapai Rp640 per saham. TAYS resmi melantai di BEI pada Senin (6/12/2021) dengan harga penawaran Rp360 per saham.

Baca Juga :   Potensi Pasar Banyak Belum Tergarap, Tays Bakers Bakal Tambah Titik Distribusi di Wilayah Jabar

Andrew mengatakan sejak IPO tahun 2021, manajemen melihat adanya peningkatan minat masyarakat terhadap Perseroan. “Bahkan kami melihat adanya net buy asing juga,” ujar Andrew.

Minat investor terhadap saham TAYS ini, menurutnya, didukung oleh berbagai kegiatan marketing yang dilakuakan oleh Perseroan. Namun, untuk menentukan valuasi saham, Andrew mengatakan ada banyak rasio keuangan yang dipakai mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Ia mengatakan apa pun rasio yang digunakan dan hasilnya, “kami meminta para pelaku pasar untuk selalu melakukan due diligence dan memakai comparable yang tepat sasaran supaya investasinya memberikan nilai lebih.”

Dalam paparan public insidentil ini, TAYS melaporkan peningkatan pendapatan menjadi Rp157,9 miliar per Juni 2022, dibandingkan Rp147,1 miliar di Juni 2021 atau meningkat sebesar 7,3%. TAYS juga mencatatkan peningkatan margin kotor sebesar 17% pada Semester I 2022, dari Rp34,09 miliar di Juni 2021 menjadi Rp 40,3 miliar di Juni 2022.

“Tays Bakers menunjukkan pertumbuhan yang bagus dan semuanya on track sesuai rencana usaha kami. Tahun 2021 merupakan tahun terbaik kami, tetapi ternyata performa di 2022 sejauh ini bahkan sudah melampaui hasil tersebut. Hal ini tentunya didukung kegiatan perusahaan yang berjalan lancar, mulai dari produksi, distribusi hingga ekspor. Saat ini kami sedang dalam proses mengekspor produk kami ke Amerika Serikat dan akan masuk juga ke Kanada tahun depan. Selain itu, Tiongkok sebagai pasar utama ekspor kami juga dalam masa pemulihan, sehingga kami yakin ke depannya kinerja perusahaan kami akan terus meningkat,” jelas Alexander Anwar, CEO Tays Bakers.

Baca Juga :   TAYS Peroleh Peringkat Investment Grade BBB+ dari KRI

Tays Bakers juga mengumumkan rencana untuk meluncurkan produk makanan ringan baru yang inovatif dan belum dimiliki oleh kompetitor. Produk baru ini akan diluncurkan sebelum akhir tahun 2022.

Didirikan pada tahun 1998, Tays Bakers memulai usahanya dengan 1-line produksi wafer stick dengan merek dagang Nitchi. Kini, perusahaan berkembang terus dan memiliki empat kategori produk yaitu Biscuit & Crackers, Rolled Wafer, Extruded Puff Snack dan Chocolate Confectionary dengan berbagai merek dagang yang cukup di kenal salah satunya produk Crisp Kentang Panggang TRICKS. Produk-produk Tays Bakers telah diekspor ke mancanegara, seperti ASEAN, China, Taiwan, Korea, Australia, Timur Tengah, hingga Amerika Serikat.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics