Wakil Ketua Komisi XI Ini Apresiasi BI karena Inisiatif Jaga Ketahanan Pangan

0
295
Reporter: Rommy Yudhistira

Wakil Ketua Komisi XI DPR Amir Uskara menilai langkah Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah pusat dan daerah sudah tepat dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional di masa ketidakpastian global. Dibandingkan bank sentral di berbagai negara, hanya BI yang berinisiatif menjaga ketahanan pangan lewat Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Ini semua adalah cara yang saya kira tidak ada di negara lain, dan ini kita harus berikan apresiasi kepada BI. Kami kemarin dalam sebuah meeting di Washington, Amerika Serikat (AS) gubernur BI, menyampaikan ini, dan ini hanya di Indonesia. Tidak ada bank sentral yang turun seperti ini,” kata Amir dalam acara GNPIP Sulawesi Selatan secara hybrid, Senin (24/10).

Upaya BI itu, kata Amir, sebagai lembaga independen merupakan hal yang kreatif dan memiliki kepedulian kepada masyarakat, terutama menjaga daya beli dan ketahanan pangan nasional. Meski kondisi inflasi pangan Indonesia sudah di atas target, namun, hal tersebut patut diapresiasi karena masih berada di bawah tingkat inflasi yang terjadi di negara-negara lain.

Baca Juga :   Dirut Bank Jambi Tolak PP tentang BUMD yang Mengatur BPD

“Kalau kemarin dalam APBN kita sepakati inflasi di kisaran 3%, tapi kondisi inflasi kita saat ini sudah mencapai 5,95%, itu juga saya kira sudah sangat bagus, karena perkiraan beberapa negara, bahkan lembaga internasional memperkirakan inflasi kita bisa 6% hingga 7%. Jadi kalau kita bisa tahan di bawah 5% ini saya kira sudah prestasi,” ujar Amir.

Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa menuturkan, kondisi ketahanan pangan yang terdapat dalam beberapa komoditas yang ada di Indonesia. Stok pangan untuk beras berada di posisi 88 hari, jagung 52 hari, dan kedelai 7 hari.

“Ini yang sangat perlu kita perhatikan bahwa kalau di daerah Jawa, di daerah pengrajin tahu, tempe, maka kedelai menjadi fungsi, menjadi komoditas yang diperlukan,” ujar Gusti.

Kemudian, bawang merah masih 39 hari, cabai besar 12 hari, daging lembu 82 hari, daging ayam ras 62 hari, telur ayam ras 3 hari, gula konsumsi 149 hari, dan terakhir minyak goreng 77 hari. Berdasarkan itu, kata Gusti, kondisi ketahanan pangan Indonesia masih terbilang cukup baik.

Baca Juga :   Sinergi Bersama untuk Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural

Meski demikian, kata Gusti, pihaknya tetap memperhatikan arahan yang diberikan Presiden Joko Widodo agar waspada dan berhati-hati, serta tidak lengah dalam menjaga ketahanan pangan nasional dari kondisi inflasi global.

“Kita wajib waspada. Kita tidak boleh terpaku dengan bahasa kayu dan batu jadi tanaman. Kita harus mulai bergerak, mulai bersama-sama yakin bahwa kita harus bersama-sama berusaha,” kata Gusti.

 

Leave a reply

Iconomics