Minat Investasi Kripto Meningkat, Gunakan Platform Terdaftar di Bappebti untuk Bertransaksi

0
597

Minat terhadap investasi aset kripto di Indonesia semakin meningkat dan tak terbendung. Namun, masyarakat diharapkan untuk melakukan transaksi jual beli pada platform yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), sebagai lembaga yang mengatur dan mengawasi aset kripto di Indonesia.

Menurut data Bappebti jumlah investor kripto mencapai 12,4 juta per Februari 2022, dengan perdagangan aset kripto mencapai Rp83,3 triliun sepanjang Januari-Februari 2022.

“Pasar kripto memang berkembang pesat dalam waktu yang relatif singkat. Namun, ada baiknya untuk terus belajar dan memperhatikan apa yang terjadi di pasar dengan volatilitas tinggi ini. Sebisa mungkin hindari perilaku fear of missing out atau FOMO hanya karena suatu tren koin sedang naik atau turun,” ujar Siska Lestari, Head of Growth Zipmex Indonesia kepada Theiconomics, Selasa (5/4).

Zipmex, tambah Siska, berupaya memberikan edukasi kepada investor kripto melalui peluncuran audiobook playlist Crypto 101, podcast, dan berbagai artikel edukatif di website Zipmex.

“Pastikan juga untuk memilih platform exchange kripto yang terdaftar dan diawasi oleh Bappebti dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), seperti Zipmex,” ujar Siska.

Baca Juga :   Perkuat Citra Aset Kripto, Para Anggota Aspakrindo Simulasikan Pelaporan Transaksi

Terkait kondisi pasar kripto, Siska mengatakan Maret lalu  dapat dikatakan sebagai bulan konsolidasi, di mana terjadi perpindahan aset kripto dari  investor  jangka pendek (short term holder) ke investor jangka panjang (long term holder). Perpindahan aset kripto ke long term holder ini didukung oleh fakta bahwa para investor besar (whale) terlihat masih melanjutkan akumulasi Bitcoin mereka yang telah dimulai sejak 23 Januari 2022 lalu, yang direfleksikan oleh data Coinbase Premium Index.

Dibandingkan dengan periode Maret 2020 ketika pasar saham S&P berada pada titik terendahnya, Bitcoin telah mengalami kenaikan sebesar lebih dari 550% pada Maret 2022 ini. Selain akumulasi whale dan meningkatnya jumlah long term holder, kenaikan ini didukung juga dengan data bahwa jumlah Bitcoin yang berada di bursa perdagangan tersentralisasi (exchange) mengalami titik terendahnya dalam tiga tahun terakhir. Saat ini, total Bitcoin yang bersirkulasi di exchange diestimasikan sebesar 2,5 juta atau hanya sekitar 13,2% dari jumlah keseruan Bitcoin yang beredar pada November 2018.

Baca Juga :   CEO Indodax: Perkembangan Blockchain di Indonesia Semakin Masif

Pada Maret tahun ini, Bitcoin bergerak pada rentang harga US$37.000 hingga US$47.000. Menariknya, titik harga US$47,000 ini justru baru dicapai pada akhir bulan Maret. Hal yang sama juga terjadi pada Ethereum, yang bergerak pada rentang US$2.470 dan US$3.300 dengan level harga tertingginya US$3.300, juga terjadi pada akhir Maret ini.

Seiring dengan bergairahnya harga Bitcoin, beberapa aset kripto juga turut menorehkan capaian yang cukup menjanjikan yang diimbangi dengan kenaikan harga secara signifikan. Contohnya adalah Axie Infinity (AXS), Loopring (LRC), dan Ethereum Classic (ETC) yang sempat menorehkan kenaikan harga hingga sekitar 60% pada akhir Maret lalu sebelum kemudian mengalami koreksi minor.

Selain itu, dapat dilihat juga bahwa aset kripto second liner atau aset kripto menengah lainnya seperti Zilliqa, Holo, Convex, Apecoin, Vechain, Filecoin, dan Internet Computer (ICP) juga mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan. Zilliqa misalnya, memimpin dengan menorehkan kenaikan sebesar lebih dari 150% setelah mengumumkan bahwa Metapolis, sebuah platform Metaverse as a service (MaaS) Zilliqa akan bekerja sama dengan Agora.

Leave a reply

Iconomics