OJK Sebut Sektor Perbankan Masih Mampu Salurkan Kredit di Semester II/2020

0
451
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Ketua DK OJK Wimboh Santoso dan Anggota DK OJK Heru Kristiana/Ist

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis sektor keuangan masih mampu menyalurkan kredit pada Semester II/2020 ini. terlebih likuiditas dan permodalan sektor keuangan khususnya perbankan masih mencukupi.

Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, itu bisa dilihat dari rasio kecukupan modal (CAR) sektor perbankan yang masih kuat di posisi 23,1% pada Juli 2020, tertinggi di kawasan Asia. Sementara alat likuid yang dimiliki perbankan terus menguat mencapai 1.913 triliun per 26 Agustus 2020. Dari sisi risiko, profil risiko kredit di perbankan pun masih terjaga pada 3,22% per Juli 2020.

“Dapat kami sampaikan bahwa sektor keuangan mempunyai kapasitas untuk lending, baik dari likuiditas maupun dari permodalan maupun dari indikator lainnya, sehingga kami tidak khawatir bahwa akan mengalami kendala dalam penyaluran,” kata Wimboh saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (2/9).

Meski demikian, Wimboh mengakui, pihaknya mengalami tantangan besar dalam mengembalikan pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan. Terlebih fungsi intermediasi perbankan mengalami tekanan yang sangat dalam, terutama pada Juni 2020 yang melambat hingga 1,49% secara tahunan (yoy).

Baca Juga :   Perbankan Perlu Kerja Sama dengan Fintech Sasar 22 Juta Pelaku UMKM Unbankable

Berjarak sebulan, tepatnya pada Juli 2020, pertumbuhan kredit mengalami pemulihan tipis menjadi 1,53% yoy, kata Wimboh. Berdasarkan data yang ada, pelemahan pertumbuhan penyaluran kredit cukup signifikan telah terjadi di segmen komersial, di mana per Juli 2020, pertumbuhan kredit tertahan di 0,39% yoy, turun dari posisi Desember 2019 sebesar 5,95% yoy.

Padahal, kata Wimboh, porsi segmen komersial penerima kredit terbesar dengan pangsa sebesar 31,7%. Sedangkan segmen korporasi masih mampu menopang pertumbuhan kredit dengan pertumbuhan positif mencapai 3,78% per Juli 2020.

Karena itu, kata Wimboh, pihaknya akan fokus meningkatkan kembali permintaan dari segmen komersial dan korporasi. Kedua segmen ini berkontribusi terhadap 51,9% dari total kredit, sementara perbankan telah melakukan restrukturisasi sebesar Rp 248 triliun bagi kedua segmen tersebut.

“Karena mereka masih belum yakin bahwa akan ada demand kalau mulai produksi, sehingga ini yang terus kami stimulate berbicara dengan yang di industri, korporasi, kira-kira bagaimana supaya mesti me-redemand,” katanya.

 

 

Baca Juga :   Skema Grab Bantu Mitra yang Terdampak Covid-19

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics