
Setinggi Apa Bitcoin akan Terbang?

Ilustrasi
Harga Bitcoin (BTC) terus bergerak naik hendak menembus level tertinggi barunya sepanjang sejarah. Saat ini, aset digital yang mulai diperkenalkan tahun 2009 ini berada di kisaran US$19.000 per satu BTC.
Level tertingggi Bitcoin adalah US$20.089 per satu BTC yang terjadi pada 17 Desember 2017. Melihat gelagat pergerakanya saat ini, bukan tak mungkin dalam waktu dekat level tertinggi baru akan bisa dicapai.
Sejak 25 November 2020 lalu, harga Bitcoin kembali memasuki level US$19.000 per satu BTC. Saat artikel ini ditulis, harga satu Bitcoin di Coinmarketcap berada di level US$19.400. Di sejumlah platfom jual beli kripto lokal di Indonesia, harga satu Bicoin yang dikonversikan ke rupiah berada di kisaran Rp270 juta lebih.
Sepanjang tahun 2020 ini, masih mengutip data Coinmarketcap, harga Bitcoin sudah naik sekitar 170% dari US$7.169,78 pada akhir 2019.

CEO Indodax Oscar Darmawan/Indodax
Oscar Darmawan, founder dan CEO Indodax, salah satu platform jual beli kripto di Indonesia, mengatakan kenaikan harga Bitcoin tidak terlepas dari permintaan yang tinggi dari masyarakat global.
“Orang-orang memahami bahwa Bitcoin adalah aset safe haven. Selain itu, banyak orang yang menganggap bahwa Bitcoin hadir sebagai aset baru yang mampu sebagai nilai lindung inflasi,” kata Oscar Darmawan, Kamis (3/12).
Oscar menjelaskan ada beberapa faktor yang mendukung kenaikan nilai Bitcoin. Misalnya dari platform PayPal sejak Oktober 2020 telah mengizinkan penggunanya membeli dan menjual Bitcoin.
Selain itu, sejumlah investor institusional besar yang menyatakan minat untuk membeli Bitcoin. Guggenheim Partners, sebuah perusahaan Wall Street juga mengumumkan telah berinvestasi senilai US$530 juta di Bitcoin.
Faktor lainnya lagi adalah tingkat khawatir investor melihat upaya bank sentral menangani Covid-19 akan memicu inflasi. Emas dan logam mulia biasanya digunakan untuk melindungi nilai dari risiko tersebut. Kini investor menganggap Bitcoin juga bisa menyelamatkan kondisi saat ini.
“Inilah yang membuat tren permintaan secara terus menerus. Permintaannya meningkat, harganya juga meningkat,” jelasnya.
Dia pun optimistis harga Bitcoin akan terus menguat dan bisa mencapai level tertinggi yaitu US$ 20.000 atau Rp282 juta.
Di Indonesia sendiri, Bitcoin sudah diatur sebagai komoditas yang bisa diperdagangkan dan diatur melalui peraturan Kementerian Perdagangan.
“Jadi, di Indonesia perdagangan Bitcoin sudah legal. Masyarakat sudah bisa membeli dan menyimpan Bitcoin di dompet digital dan ikut mendapatkan keuntungan saat memperdagangkan Bitcoin ini karena sudah ada dasar aturannya, ” sebutnya.
Sebelumnya, pandangan optimistis juga disampaikan oleh Pang Xue Kai, co-founder & CEO Tokocrypto. Kai, demikian sapaanya, mengatakan salah satu bahan bakar kenaikan harga Bitcoin adalah hajatan empat tahunan bernama halving.
Halving adalah proses pengurangan pasokan Bitcoin. Hal ini terkait dengan keterbatasan jumlah Bitcoin yang hanya sebanyak 21 juta Bitcoin. Karena itu, pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto membuat protokol untuk memangkas imbalan bagi para penambang sebesar 50% setiap 210 ribu blok, atau kurang lebih setiap 4 tahun. Adapun halving pertama terjadi 2012, yang kedua pada 2016, dan terakhir pada Mei 2020 lalu.
Catatan historis halving 2012 dan 2016 menunjukkan harga Bictoin terbang tinggi higga ribuan persen dalam kurun waktu setahun setelah halving dilakukan.
Pada fase halving pertama pada November 2012, harga Bitcoin melejit 9.600% lebih, dari US$12 menjadi US$1.160 per November 2013, atau setahun setelah halving.

Co-founder & CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai
Pola yang kurang lebih sama juga terjadi pada halving kedua pada Juli 2016. Harga 1 BTC saat itu sekitar US$600. Setelah halving, harga Bitcoin kembali meroket, bahkan memecahkan rekor sepanjang masa hingga mencapai US$ 20.000 pada Desember 2017, atau naik 3 ribu persen lebih.
“Karena itu tak mengherankan, kita melihat sejarah kembali berulang saat ini. Pada saat halving ketiga pada Mei 2020 lalu, harga Bitcoin ada di angka US$ 8.500 per BTC. Namun kini, 6 bulan setelah halving, harganya tembus US$ 19.000 pada Rabu 25 November kemarin, atau meningkat 220% lebih,” ujar Kai.
Kai melihat potensi kenaikan ke depan masih terbuka lebar terlebih bila pola kenaikan ribuan persen seperti pada halving pertama dan kedua kembali terjadi.
Kai mengatakan banyak analis yang memperkirakan harga Bitcoin bahkan bisa menembus US$318.000 pada akhir 2021, atau naik 3.700%, seperti halnya fenomena kenaikan harga ribuan persen pada peristiwa halving kedua.
Setinggi apa Bitcoin akan terbang? Para trader kripto punya jawabannya: going to the moon.
Leave a reply
