
Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE), Perusahaan Pertama Asal Padang yang Melantai di Bursa Efek Indonesia

Seremoni pencatatan perdana saham PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/7)/Foto: tangkapan layar BEI
PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/7), setelah melakuan penawaran umum perdana saham pada 27 Juni hingga 1 Juli.
“Hari ini adalah seremoni untuk satu perusahaan asal Padang, Sumatera Barat. Catatan kami ini satu-satunya perusahaan yang berlokasi di Padang. Mudah-mudahan akan lebih banyak lagi perusahaan dari Padang akan tercatat di Bursa,” ujar I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian BEI dalam sambutannya pada seremoni pencatatan perdana saham SPRE di Main Hall BEI.
SPRE yang bergerak di bidang industri dan perdagangan barang jadi keperluan rumah tangga menjadi perusahaan ke-26 yang tercatat di BEI pada 2024 ini, sekaligus menggenapkan jumlah emiten di BEI menjadi 928 emiten.
“Pencatatan perdana saham ini merupakan awal. Kami di Bursa akan memonitor kinerja operasional dan juga kinerja market (market performance). Setelah hari ini BOD, BOC dan karyawan kerja lebih keras. Tunjukan kinerja operasional dan keuangan yang atraktif karena itu yang dicari investor. Jalankan perusahaan dengan menerapkan GCG. Jangan lupa rutin meyampaikan informasi kepada publik. Berteman dengan jurnalis dan analis untuk menginformasikan apa yang sudah dan akan dilakukan oleh Perseroan,” pesan Yetna.
Tercatat di Papan Akselerasi, Yetna juga mendorong agar SPRE bisa naik kelas ke Papan Pengembangan dan selanjutnya ke Papan Utama.
Rizet Ramawi, Direktur Utama SPRE mengatakan, Perseroan saat ini memiliki dua pabrik yaitu satu di Kota Padang dan satu lagi di Pekanbaru. Di dua lokasi tersebut, Perseroan memiliki enam outlet.
“Suatu kebanggan tersendiri bagi kami menjadi pionir IPO dari Provinsi Sumatera Barat. Sejarah singkat SPRE berawal dari 1991 dimana ketika itu ayah saya meninggal dunia dan ibu saya, Ibu Marfetra, memulai menjahit untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari,” ujar Rizet.
Pada masa penawaran umum saham, SPRE melepaskan sebanyak 240 juta saham baru kepada publik atau sebanyak 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum.
Dengan harga penawaran perdana Rp125 per saham, SPRE meraup dana Rp30 miliar dari IPO ini.
Sekitar 90,71% dari dana hasil IPO ini akan digunakan untuk membeli persediaan kebutuhan bahan baku produksi, seperti Kain Katun CVC, Dakron (Bed Cover), Dakron (Badan Bantal), Busa, dan Retsleting.
Kemudian, sekitar 9,29% lainnya akan digunakan untuk pembelian mesin baru dan kendaraan operasional.
Leave a reply
