
Pandemi Covid-19 Sebabkan Permintaan Produk Mineral Tiongkok Seperti Nikel Anjlok

Kondisi salah satu kota di Tiongkok yang menerapkan lockdown karena pandemi Covid-19/Reuters
Salah satu lembaga riset dari asosiasi industri logam di Tiongkok, Antaike merilis bahwa permintaan akan nikel, kobalt dan lithium menurun karena pandemi Covid-19. Karenanya menurunkan produksi baterai dan terganggunya sektor transportasi.
Di samping itu, seperti dikutip Channel News Asia dari Reuters, Antaike juga menyebut dampak menurunnya permintaan kobalt, nikel dan lithium itu membuat pabrik mobil mengurangi bahkan menunda produksi karena kota-kota di Tiongkok sedang fokus menekan penyebaran Covid-19.
“Ada dampak yang relatif besar terhadap permintaan, sebagian karena penurunan pesanan baterai dan pembatasan transportasi domestik,” tulis Antaike dalam penelitiannya.
Pemerintah Tiongkok menetapkan lockdown di berbagai kota sebagai cara untuk mencegah penyebaran Covid-19. Delta Sungai Yangtze dan Tiongkok bagian tenggara merupakan pusat manufaktur menjadi wilayah yang terdampak parah karena kebijakan lockdown itu.
Beberapa produsen bahan baku baterai telah memangkas produksinya antara 15% hingga 40%. Karenanya, permintaan akan lithium juga ikut anjlok. Di samping lithium, produksi kobalt olahan turun 7% pada April 2022 dari produksi Maret yag mencapai 9.700 ton. Begitu juga dengan kobalt sulfat turun 4,8% dari 5.473 ton.
“Jika dampaknya berlangsung lama, itu akan mempengaruhi produksi kobalt, dan produsen secara progresif akan mengalami kerugian padahal biaya produksinya tinggi, tulis penelitian itu lagi.
Masih menurut penelitian itu, produksi katoda nikel pada April 2022 juga turun 5,9% dari produksi Maret yang mencapai 11.953 ton. Meski sedang berada dalam keadaan sulit, situasi ini diharapkan segera pulih karena aktivitas pabrik akan kembali normal secara bertahap. Ditambah produsen kendaraan masih mengejar target produksi tahunan yang sudah ditetapkan.
Leave a reply
