KSAL dan KSAD Berpeluang Jadi Panglima TNI, Apa Saja yang Harus Dilakukan Setelah Terpilih?

0
998
Reporter: Rommy Yudhistira

Nama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa menjadi kandidat kuat untuk menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang sebentar lagi akan pensiun. Andika Perkasa, misalnya, dinilai layak lantaran karier dan prestasinya selama menduduki jabatan strategis di TNI.

Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis (Lesperssi) Beni Sukadis mengatakan, salah satu jabatan strategis yang diemban Andika Perkasa adalah ditunjuk sebagai KSAD. Padahal waktu itu sejumlah nama yang berprestasi juga masuk kandidat seperti Letnan Jenderal (Letjen) Herindra dan Letjen Doni Monardo.

“Jenderal Andika Perkasa adalah lulusan Akmil 1987. Setelah Presiden Joko Widodo menjabat Presiden tahun 2014, dia cepat menanjak dari Danpaspampres tahun 2014, kemudian Pangdam Tanjungpura selama 1 tahun, dan seterusnya menjadi Dankodiklat dan jadi Panglima Kostrad tahun 2018 tidak lama kemudian menjadi KSAD hingga kini,” kata Beni saat dihubungi, Jumat (17/9).

Sementara Laksamana TNI Yudo Margono, kata Beni,  juga memiliki peluang untuk menjabat sebagai panglima TNI. Meski demikian, calon panglima TNI memiliki tantangan utama untuk membawa TNI menjadi lebih profesional dengan tidak terlibat politik atau bidang lainnya yang bukan tugas pokok dan fungsinya yang semestinya.

Baca Juga :   Andika Perkasa: Pemerintah ke Depan Harus Pertajam Fokus Sektor Ekonomi

“Jika dia (Andika Perkasa) naik menjadi Panglima TNI maka kesempatan KSAL saat ini Yudo Margono akan tersingkir. Keduanya punya keunggulan dalam memenuhi kriteria sebagai calon panglima, tidak ada satu yang lebih dari yang lain,” kata Beni.

Sebagai calon yang berpeluang untuk menjadi panglima TNI, kata Beni, kedua nama tersebut harus dapat mempertahankan negara dan melindungi dari berbagai ancaman baik itu dari regional maupun global seperti perang dan non-perang. Kemudian, calon panglima juga diharapkan untuk tidak terlibat dalam bidang ekonomi, penegakan hukum atau Kamtibmas di dalam negeri, sehingga bisa fokus pada perannya dalam menjaga kedaulatan nasional di berbagai mandala.

“Agar bisa bekerja sama dengan Menteri Pertahanan dalam melakukan modernisasi TNI dengan menghadapi berbagai tantangan geopolitik saat ini dan ancaman global lainnya. Modernisasi dalam arti bukan hanya untuk peremajaan alutsista, namun TNI harus memiliki doktrin militer yang dapat beradaptasi dalam menangani isu keamanan maritim, bencana alam, konflik regional, maupun ancaman terorisme di kawasan Asia Tenggara, serta dapat berperan dalam perdamaian dunia di berbagai kawasan konflik.” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics