
Pemerintah Diminta Cegah Laju Inflasi karena Tensi Geopolitik Perang Rusia-Ukraina

Anggota Komisi VII Mukhtarudin/Iconomics
Anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin mendorong pemerintah untuk mencegah kenaikan inflasi yang menyebabkan peningkatan indeks harga komoditas global untuk sektor energi, makanan, dan pupuk. Soalnya, tekanan inflasi yang dihadapi Indonesia terjadi karena tensi geopolitik perang Rusia-Ukraina.
“Inflasi yang terjadi akan mempengaruhi daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Lonjakan inflasi tentu akan menggerus daya beli masyarakat miskin,” kata Mukhtarudin dalam keterangan resminya, Selasa (2/8).
Karena itu, kata Mukhtarudin, pemerintah diharapkan bisa mengatasi keadaan, sehingga tingkat inflasi pada bulan berikutnya tetap terjaga sesuai target yang ditetapkan. Di samping pemerintah, Bank Indonesia juga harus memastikan bahwa inflasi masih terjaga di kisaran yang ditargetkan.
“Dampak dari inflasi harus dimitigasi pemerintah agar transmisi dampak ke rumah tangga selalu terjaga,” ujar Mukhtarudin.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan meski tingkat inflasi tahunan (yoy) terus terkerek naik, tapi kondisinya masih terkendali karena inflasi inti masih relatif rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lain.
“Inflasi Indonesia secara yoy itu mengalami peningkatan yang persisten sepanjang tahun 2022. Namun, kondisi tersebut kalau dibandingkan dengan beberapa negara masih lebih baik, di bawah kita ada Tiongkok,” ujar Kepala BPS, Margo Yuwono.
BPS mengumumkan inflasi pada bulan Juli lalu tercatat sebesar 0,64%, inflasi tahun kalender sebesar 3,85%, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) sebesar 4,94%.
Berdasarkan komponennya, tingkat inflasi komponen harga bergejolak mencapai 11,47% secara tahunan (yoy) dan secara bulanan sebesar 1,41%. Komoditas utama penyebab inflasi komponen harga bergejolak pada Juli adalah kenaikan harga cabai merah, bawang merah dan cabai rawit.
Tingkat inflasi komponen harga yang diatur pemerintah pada Juli lalu sebesar 6,51% yoy dan 1,17% secara bulanan. Inflasi pada komponen ini terutama disebabkan kenaikan tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter dan tarif listrik.
Sementara itu, inflasi komponen inti tercatat sebesar 2,86% yoy dan 0,28% secara bulanan. Penyebab inflasi pada komponen inti adalah kenaikan harga ikan segar, mobil dan sewa rumah.
Leave a reply
