Polri Diminta Maksimalkan Fungsi Intelijen untuk Deteksi Ancaman Keamanan

Kepolisian RI diminta untuk memaksimalkan fungsi intelijen sehingga bisa mendeteksi secara dini upaya-upaya dan ancaman teror yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Walau demikian, situasi Indonesia saat ini dinilai masih aman dan terkendali.

“Jangan sampai ada pihak yang sengaja membuat situasi Indonesia memburuk. Polri harus dapat bekerja maksimal bersama stakeholder lainnya,” kata anggota Komisi III DPR Andi Rio Idris Padjalangi dalam keterangannya, Senin (27/9).

Andi mengatakan, aparat yang berwenang menjaga keamanan nasional agar memberi perhatian khusus soal imbauan pemerintah Jepang terhadap warganya yang ada di Indonesia untuk waspada, menghindari kerumunan dan tempat ibadah. Tentu saja imbauan itu menjadi pukulan berat bagi pemerintah khususnya aparat keamanan karena negara lain justru lebih dulu mendeteksi adanya ancaman di Indonesia.

“Tentu soal ini tidak boleh terjadi lagi di masa mendatang,” ujar Andi.

Dalam kesempatan itu, Andi juga mengutuk keras penembakan terhadap ustaz di Tangerang pada 19 September lalu. Karena itu, aparat kepolisian diminta untuk mengusut tuntas dan menangkap pelaku kejahatan terhadap tokoh agama tersebut.

“Tangkap para pelaku, jangan sampai ancaman teror semakin meluas kepada para tokoh agama di tengah masyarakat, kepolisian harus dapat memberikan jaminan keamanan kepada tempat ibadah, sehingga para tokoh agama merasa aman dan nyaman dalam melakukan kegiatan beribadah keseharian,” ujar Andi.

Soal penembakan terhadap ustaz tersebut, pelaku penembakan sudah terlebih dahulu mengintai rumah korban selama 4 hari. Korban tewas ditembak oleh pelaku dari jarak dekat. Atas kejadian tersebut, korban meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. Sampai saat ini pihak kepolisian masih terus mendalami kasus penembakan tersebut.