
Melantai di Bursa Efek Indonesia, Seperti Apa Kinerja Bank Sumut?

Bank Sumut/Foto: web perusahaan
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pernyataan praefektif sudah diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 4 Januari lalu. Saat ini, sejak 5 Januari hingga 18 Januari 2023 sedang berlangsung proses penawaran awal (book building).
Bank Pembangunan Daerah (BPD) ke-4 yang menjadi penghuni BEI ini, memiliki kinerja keuangan yang baik selama tahun 2022 lalu.
Hadi Sucipto, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Bank Sumut mengungkapkan sepanjang tahun 2022 lalu, Bank Sumut membukukan laba bersih sebesar Rp706 milliar atau meningkat sebesar 15,15% dari posisi tahun 2021 sebesar Rp613 miliar.
Pencapaian laba bersih ini didukung oleh pertumbuhan aset. Hingga akhir 2021, posisi aset Bank Sumut sebesar Rp40,67 triliun atau meningkat 7,01% dari posisi tahun 2021 sebesar Rp38,01 triliun. Penyaluran kredit sebesar Rp27,85 triliun, naik 10,58% dari posisi tahun 2021 sebesar Rp25,18 triliun.
Penghimpunan dana dari masyarakat juga tumbuh positif. Pada tahun 2022, dana pihak ketiga sebesar Rp31,91 triliun, naik 3,01% dari posisi tahun 2021 sebesar Rp30,97 triliun.
Rasio-rasio keuangan Bank Sumut juga terjaga pada level yang baik, diantaranya RoA sebesar 2,24%, RoE sebesar 17,39%, NPL gross sebsar 2,62%, LDR sebesar 87,28% dan CAR sebesar 20,07%.
Hadi mengatakan potensi Bank Sumut untuk menjadi regional champion dengan merebut posisi terdepan dalam hal market share terbesar di Sumatera Utara sangatlah besar. Bahkan dapat berkiprah luas di pasar nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Sumut harus diperkuat permodalannya agar mampu melakukan ekspansi bisnis dan berdaya saing tinggi.
“Alhamdulillah seluruh pemegang saham terutama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara selaku pemegang saham pengendali merestui dan mendukung penuh tekad manajemen Bank Sumut untuk go public guna menyerap modal investor di pasar modal,” ujar Hadi pada paparan publik, Senin (9/1).
Menurutnya, dukungan pemegang saham agar Bank Sumut go public, tidak terlepas dari catatan faktual kinerja Bank Sumut yang senantiasa tumbuh positif setiap tahun, disertai kemampuan menciptakan value added bagi pemegang saham berupa pembagian dividen yang signifikan setiap tahunnya.
“PT Bank Sumut masih memiliki potensi pasar yang luas, dimana rata-rata per tahun APBD seluruh pemda se-Sumatera Utara sebesar Rp60 triliun, market share Bank Sumut baru mencapai 10-12%. Artinya, kesempatan untuk tumbuh bagi Bank Sumut masih sangat luas di era ekosistem keuangan daerah saat ini,” ujarnya.
Atas pertimbangan itulah, tambah Hadi, PT Bank Sumut perlu melaksanakan IPO dalam rangka mendukung ekspansi bisnis dengan inovasi produk dan layanan yang berorientasi kepada kebutuhan nasabah dengan tetap adaptif terhadap industri digital yang berkembang, serta tetap memegang prinsip kehati-hatian dan meningkatkan tata kelola perushaan yang lebih baik.
Saat ini PT Bank Sumut telah hadir dengan 320 unit kantor dan 353 ATM serta alat-alat pendukung lainnya yang tersebar di Sumatera Utara, Batam, Jakarta dan Pekanbaru.
Leave a reply
