
67% UMKM yang Belum Tersentuh Pembiayaan Disebut Pangsa Pasar Potensial

Tangkapan layar YouTube, Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sis Apik Wijayanto/Iconomics
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menilai kelompok usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang belum tersentuh pembiayaan menjadi pangsa pasar bagi lembaga pembiayaan. Begitu pun 20 juta petani yang 76% belum tersentuh pembiayaan menjadi prospek yang positif di masa mendatang.
“BNI juga akan punya sektor pembiayaan usaha kecil. Ini menjadi prospek,” kata Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto dalam seuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Sis Apik mengatakan, pelaku UMKM yang mencapai 64,3 juta di Indonesia sangat heterogen. Dari jumlah itu, 98% merupakan pengusaha mikro, 0,01% korporasi, menengah 0,1% dan kecil 1,2%. Kontribusi UMKM untuk PDB mencapai 60%, untuk ekspor 14,5%, menyerap tenaga kerja hingga 97% dan berkontribusi untuk lapangan kerja mencapai 99%.
Dari jumlah UMKM tersebut, kata Sis Apik, 67% belum terima pembiayaan. Karena itu, fakta tersebut merupakan pangsa pasar bagi lembaga pembiayaan seperti BNI dan lain sebagainya. Dengan mendorong pembiayaan terhadap UMKM diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Perlu ada ekosistem (soal UMKM). Kita tidak bisa membiayai orang per orang, petani sendiri tapi ekosistemnya ada. Dengan demikian, setidaknya proses produksinya akan efisien. Karena itu, sangat potensial mengembangkan UMKM berbasis ekosistem,” kata Sis Apik.
Terkait dengan BNI, Sis Apik menyinggung sedikit soal kinerjanya pada 2020. Soal aset, misalnya, tumbuh 5,3% secara tahunan (yoy) atau menjadi Rp 861 triliun di 2020 dari Rp Rp 856 triliun di 2019. Sementara pertumbuhan kredit mencapai 5,3% atau menjadi Rp 586 triliun di 2020 dari Rp 557 triliun di 2019.
Pertumbuhan kredit ini, kata Sis Apik, ditopang sektor kecil yang mencapai 12,3%. Sementara sektor korporasi tumbuh 2,5% dan sektor menengah terkontraksi -7,6%. “Dana pihak ketiga naik 10,6%. Ini didukung digitalisasi, dana-dana program pemerintah yang diakuisisi menjadi dana tabungan para nasabah. Sedangkan laba bersih turun karena pandemi dan harus dipikirkan agar segera pulih lagi,” kata Sis Apik.
Leave a reply
