Impor Vaksin Mendominasi Impor Produk Farmasi Juli 2021

0
612

Ekspor dan impor Indonesia pada Juli 2021 tumbuh tinggi secara year on year (yoy). Ekspor tumbuh double digit sebesar 29,32% yoy, begitu juga dengan impor yang tumbuh sebesar 44,44% yoy.

Peningkatan terbesar ekspor Indonesia pada Juli 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang meningkat sebesar US$614,0 juta. Peningkatan ini terutama berasal dari India yang aktivitas ekonominya mulai kembali pulih pasca melandainya penyebaran varian delta. India sekaligus menjadi negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan tertinggi dengan nilai sebesar US$272,7 juta, diikuti Pakistan dengan nilai sebesar US$91,6 juta, dan Taiwan sebesar US$88,6 juta.

Peningkatan terbesar impor pada Juli 2021 terjadi pada produk farmasi (HS 30) senilai US$185,9 juta yang didominasi oleh impor vaksin yang mencapai US$150 juta. Negara asal impor nonmigas yang peningkatannya paling besar yaitu India sebesar US$111,8 juta, Argentina sebesar US$20,0 juta, dan Spanyol sebesar US$15,4 juta.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa impor vaksin yang tumbuh tinggi membuktikan keseriusan pemerintah dalam mendorong akselerasi vaksinasi yang merupakan salah satu kunci utama penanganan Covid-19.

Baca Juga :   Perekonomian Bergerak Positif, Konsumsi hingga Ekspor Alami Kenaikan di April 2021

Menko Airlangga menyatakan melesatnya pertumbuhan ekspor dan impor menunjukkan penguatan fundamental pemulihan ekonomi akibat membaiknya permintaan ekonomi global dan domestik. Selain itu, harga komoditas utama yang kembali menguat khususnya batu bara yang tumbuh 194,74% yoy, CPO yang tumbuh 52,33% yoy, dan timah yang tumbuh 94,74% turut mendorong performa ekspor Indonesia.

Performa ekspor dan impor yang impresif juga sejalan dengan Neraca Perdagangan Indonesia yang kembali mengalami surplus sebesar US$2,59 miliar pada Juli 2021. Ini menjadi surplus Indonesia secara 15 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Surplus tersebut khususnya dialami Indonesia dengan beberapa mitra dagang utama, seperti Amerika Serikat (US$1,27 miliar), Filipina (US$0,53 miliar) dan Malaysia (US$0,40 miliar). Sementara itu, Indonesia masih mengalami defisit dengan China (US$0,84 miliar), Australia (US$0,45 miliar), dan Thailand (US$0,27 miliar).

Leave a reply

Iconomics