Sektor Industri Tumbuh di Semester I/2021 tapi PMI Juli Merosot ke Level 40,1

Tangkapan layar YouTube, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang/Iconomics
Pertumbuhan kinerja sektor industri di masa pandemi Covid-19 menumbuhkan rasa optimistis dari pemerintah. Pertumbuhan tersebut bisa dilihat dari beberapa indikator pada Triwulan II/2021, pertumbuhan industri mencapai 6,91%.
Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, pertumbuhan itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 7,07%. Pertumbuhan ekonomi itu kontribusi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan atau manufaktur sebesar 1,35%.
“Lalu diikuti sektor perdagangan 1,21%; transportasi dan pergudangan 0,77%; serta sektor akomodasi dan minuman sebesar 0,54%. Kita juga melihat bahwa pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas ini tertinggi tercatat pada industri alat angkutan sebesar 45,7%; industri logam dasar 18,03%; industri mesin dan perlengkapan 16,35%,” kata Agus dalam keterangannya secara virtual, Rabu (18/8).
Untuk melengkapi data tersebut, kata Agus, Purchasing Managers Index (PMI) secara terus menerus mengalami kenaikan sejak November 2020 hingga Mei 2021. Bahkan pada April dan Mei 2021 secara berturut-turut memecahkan rekor dalam sejarah posisi PMI.
Untuk Maret 2021, kata Agus, posisi PMI Indonesia berada di level 53,2 dan naik menjadi 54,6 di April 2021 serta menjadi 55,3 pada Mei 2021. Poin di atas 50 mengindikasikan industri dalam negeri sedang tumbuh atau ekspansif. Maka kalau posisinya di atas 55 itu menandakan ekspansif secara agresif.
Meski demikian, kata Agus, ketika Covid-19 varian Delta mulai melaju kencang pada Juni 2021, posisi PMI mulai tertekan. Di Juni itu posisi PMI berada di 53,5 poin. Karena adanya pembatasan yang disebut sebagai PPKM Darurat dan PPKM Level 4 dan adanya pembatasan, maka posisi PMI berada di level 40,1 pada Juli 2021.
“Kami yakin ini hanya sementara karena adanya pembatasan mobilitas khususnya dalam rangka mendapatkan bahan baku. Jadi, pertumbuhan industri tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan ekonomi di mana kuncinya adalah penanganan Covid-19,” kata Agus.