BCA dan Anak Usaha Bukukan Laba Bersih Rp 24,2 T di Semester I/2023

0
249
Reporter: Rommy Yudhistira

PT Bank Central Asia Tbk dan entitas anak perusahaan membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 34% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 24,2 triliun pada Semester I/2023. Pertumbuhan tersebut didorong adanya kenaikan volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, peningkatan volume transaksi, dan pendanaan.

Presiden Direktur PT BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, dari sisi kredit, BCA mencatatkan pertumbuhan di seluruh segmen, baik kredit bisnis maupun konsumsi yang terhitung secara kuartalan dan tahunan.

Hingga Juni 2023, kata Jahja, kredit konsumen menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi yang diikuti kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM). Peningkatan kredit konsumen ditopang dari pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) yang naik 12% secara yoy menjadi Rp 114,6 triliun, serta kredit kendaraan bermotor (KKB) yang tumbuh 19,2% secara yoy menjadi Rp 51,4 triliun.

Jahja melanjutkan, kenaikan juga terjadi pada saldo outstanding kartu kredit yang melonjak hingga 15,4% secara yoy menjadi Rp 14,6 triliun. Dengan demikian, secara keseluruhan kredit konsumen naik 13,9% secara yoy menjadi Rp 183,9 triliun.

Sedangkan untuk kredit komersial dan UKM, kata Jahja, tumbuh 10,9% secara yoy menjadi Rp 219,2 triliun. Kredit korporasi naik 5,1% secara yoy mencapai Rp 326 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 9,0% secara yoy menjadi Rp 735,9 triliun di Juni 2023.

Baca Juga :   Sudah Ada 1 Kantor Cabang, BCA Syariah Tambah Kantor Fisik di Lampung

Dari sisi penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, kata Jahja, mengalami lonjakan 6,9% secara yoy hingga mencapai Rp 181,2 triliun di Juni 2023. Pencapaian ini berkontribusi hingga 24,3% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

“Segmen kredit konsumen terus mencatatkan pertumbuhan, ditopang hasil pelaksanaan BCA Expoversary 2023 yang ditutup pada akhir April lalu. Di samping itu, kami melihat momentum permintaan kredit yang kuat dari sektor UMKM, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis di segmen tersebut,” kata Jahja dalam keterangan resminya secara virtual, Senin (24/7).

Dalam hal mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, kata Jahja, BCA telah menyalurkan pembiayaan konsumsi sebesar Rp 751 miliar per Juni 2023, atau tumbuh 44 kali lipat secara yoy. BCA juga mendukung ekonomi sirkular untuk terus diperluas melalui inisiatif baru berupa daur ulang limbah elektronik, sehingga total limbah operasional yang dikelola BCA mencapai 266 ton dalam 6 bulan ini.

Seiring dengan pemulihan bisnis debitur, kata Jahja, portofolio kredit yang direstrukturisasi terus mencatat perbaikan dan terbukti dari penurunan rasio loan at risk (LAR) ke 8,7% dari sebelumnya 12,3% pada tahun lalu. Sedangkan di sisi rasio kredit bermasalah (NPL), BCA memiliki pencadangan yang memadai, dengan rasio pencadangan NPL dan LAR yang masing-masing sebesar 257,1% dan 61,6%.

Baca Juga :   Venteny Fortuna International Bukukan Pendapatan Rp 39,6 M di Kuartal I/2024

Dari sisi pendanaan, ujar Jahja, current account saving account (CASA) naik 5,7% secara yoy mencapai Rp 864,7 triliun per Juni 2023, dan mampu berkontribusi hingga 81% dari total dana pihak ketiga. Apabila dilihat secara menyeluruh, total dana pihak ketiga telah tumbuh 6% secara yoy menjadi Rp 1.071 triliun dan jumlah itu mendorong total aset BCA naik 7,3% secara yoy menjadi Rp 1.357 triliun.

Total volume transaksi BCA, kata Jahja, terus tumbuh secara konsisten mencapai 14,3 miliar atau naik 27,2% secara yoy. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi sebesar 44% secara yoy.

“Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dan regulator dalam menjaga fundamental perekonomian domestik, di tengah tantangan dinamika perekonomian global,” kata Jahja lagi.

Di samping itu, kata Jahja, BCA mencatat pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (NII) selama setengah tahun ini sebesar 24,6% menjadi Rp 37,1 triliun secara yoy. Pendapatan selain bunga meningkat 9,4% menjadi Rp 12,2 triliun secara yoy dan itu ditopang dari kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 5,4% yoy.

Baca Juga :   Komisi V Minta Berbagai Lembaga Lintas Sektoral Berkoordinasi Jelang Nataru Ini

Secara keseluruhan, kata Jahja, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp 49,3 triliun atau naik 20,5% yoy. Jahja menambahkan, seiring dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat turun Rp 1,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Total laba bersih sebesar Rp 24,2 triliun atau tumbuh 34% secara yoy.

Lebih jauh Jahja mengatakan, rasio pengembalian terhadap ekuitas BCA tercatat sebesar 24,2% pada Semester I/2023 dan itu merupakan level tertinggi sejak akhir 2014. Rasio pengembalian terhadap aset tercatat sebesar 3,7% atau berhasil menyentuh level tertinggi pasca-pandemi Covid-19. Cost to income ratio (CIR) tercatat sebesar 32,9% di Semester I/2023, jumlah itu turun dari 34,3% di periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah, khususnya dalam menciptakan multiplier effect dan stabilitas bagi perekonomian nasional,” katanya.

 

Leave a reply

Iconomics