
Meski Kesulitan, Jepang Siap Terapkan Larangan Impor Migas dari Rusia

Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida/AP
Meski merasakan kesulitan akan keputusan negara-negara G7 yang melarang impor minyak mentah dari Rusia, pemerintah Jepang berkomitmen menjalankannya. Jepang menilai berkoordinasi dengan G7 merupakan terpenting saat ini untuk melawan invasi Rusia ke Ukraina.
“Untuk negara yang sangat bergantung pada impor energi, ini adalah keputusan yang sangat sulit. Tetapi koordinasi G7 paling penting pada saat ini,” kata Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida seperti dikutip Reuters, Senin (9/5).
Pada pertemuan telekonferensi video pemimpin negara-negara G7 pada Minggu (8/5) kemarin menyepakati melarang impor minyak mentah Rusia. Kesepakatan itu menjadi upaya terbaru dari Amerika Serikat (AS) bersama sekutunya untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasinya ke Ukraina. Dan Jepang merupakan salah satu anggota dari negara-negara G7.
PM Kishida secara terang-terangan mengkritik invasi Rusia ke Ukraina walau bergantung pasokan energi dari negara itu. Bersamaan dengan negara-negara G7, Jepang juga menerapkan sanksi terhadap Rusia termasuk membekukan aset-aset orang-orang kaya (oligarki) negara itu.
Meski demikian, Jepang tampaknya menunjukkan keinginan agar sanksi impor minyak dan gas dari Rusia tidak diterapkan secara penuh. Apalagi Rusia merupakan negara terbesar kelima pemasok gas alam cair ke Jepang. Ditambah pula, Jepang yang miskin sumber daya bergantung terhadap impor energi untuk pembangkit listrik terutama untuk menutupi kekurangan pasokan energi berbasis nuklir.
Gagasan untuk melarang impor minyak Rusia secara bertahap akan memberi kelonggaran bagi Jepang untuk mengurangi ketergantungannya dari negara itu sambil sumber energi altenatif. Jepang disebut memilik saham dalam proyek minyak dan gas alam cair di Rusia termasuk di Pulau Sakhalin.