
Menko Airlangga: Industri Respons Positif Permintaan Domestik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Dok. Ekon
Data bulanan PMI dari IHS Markit menunjukkan bahwa PMI Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang diukur oleh IHS Markit, yakni berada di atas 50,0 atau di level ekspansi yang menunjukkan perbaikan atau peningkatan dari bulan sebelumnya. Indonesia mencapai yang tertinggi yaitu 55,3, disusul Korea Selatan (53,7), kemudian Vietnam (53,1), Jepang (53,0), dan Tiongkok (52,0). Sedangkan, Filipina ada di angka 49,9 dan Thailand 47,8.
Di sini, permintaan baru, output, dan pembelian naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei, sementara ketenagakerjaan kembali bertumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang meningkat. PMI Manufaktur Indonesia pada posisi Mei 2021 ini merupakan yang tertinggi sejak survei pertama kali dilakukan pada April 2011.
“Peningkatan PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan bahwa sektor industri mulai bangkit, dan ini makin menambah optimisme dan keyakinan akan kenaikan pertumbuhan ekonomi di Triwulan II-2021,” kata Menko Airlangga.
Kementerian menyebut Industri Pengolahan masih akan berperan penting dan mendominasi perekonomian Indonesia. Dalam struktur PDB Indonesia berdasarkan lapangan usaha, pada kuartal I-2021, Industri Pengolahan berkontribusi sebesar 19,84%. Dari keseluruhan subsektor industri, yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDB Industri Pengolahan Non-Migas adalah subsektor Industri Makanan dan Minuman (37,98%), diikuti subsektor Industri Kimia, Farmasi, dan Obat (11,23%).
Di sisi lain, peningkatan impor barang modal sebesar 11,55% (yoy) dan bahan baku/penolong sebesar 33,24% (yoy) di April 2021 pun ikut berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas manufaktur Indonesia. Kondisi input produksi dan permintaan global yang terus membaik akan memberikan peluang terhadap prospek kinerja ekspor Indonesia ke depannya.
Halaman BerikutnyaLeave a reply
