Catatan Kunci Dirut Pertamina Mengenai Transisi Energi di Davos

0
200
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki sumber daya energi yang cukup melimpah dan juga memiliki potensi transisi ke energi baru terbarukan. Dalam mengupayakan transisi energi, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan tiga hal yang menjadi prioritas utama.

Pertama, bagaimana mempercepat keberlanjutan energi. Kemudian memastikan transisi yang teratur dan terjangkau. Dan terakhir, meningkatkan ketahanan energi karena energi menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi.

“Kami memahami bahwa energi menjadi pendorong utama, sebuah hal penting untuk pertumbuhan ekonomi dan juga industrialisasi sehingga pertumbuhan ekonomi dan industri meningkat signifikan,” jelas Nicke Widyawati dalam Indonesia Economic Development Through Downstream Industries and Inclusive Partnership pada 18 Januari 2023 di Davos.

Selain itu, kolaborasi juga menjadi sebuah kunci penting antara negara berkembang dan negara maju. Dirut Pertamina menyontohkan bahwa pada event-event global seperti G20 dan B20 dapat mendorong kemitraan global.

Dalam acara global seperti itu juga dapat mendapatkan banyak sudut pandang dari negara-negara lain. Dari hasil diskusi tersebut dapat melahirkan berbagai rekomendasi kebijakan yang akan dipilih.

Baca Juga :   Solar Langka, Anggota Komisi VII Minta BPH Migas Awasi Distribusinya

“Sangat tertarik dengan masukan yang akan kami tampung dalam kebijakan kami, bagaimana mereka menjaga ketahanan energi,” kata Nicke.

Nicke juga mengungkapkan bahwa guna percepatan transisi energi diperlukan tindakan nyata dan bukan hanya usulan rekomendasi kebijakan. Sehingga harus ada beberapa aksi bisnis yang dieksplor dan mulai dieksekusi.

Nicke pula mendorong electric vehicle (EV) guna efisien energi yang ada. Dirut Pertamina ini percaya bahwa elektrifikasi dapat menjadi faktor kunci keberhasilan dengan dua catatan. Yang pertama membutuhkan investasi modal, dan kedua, kesiapan transisi tenaga kerja.

“Kami membutuhkan pembiayaan karena setiap transisi ke energi baru membutuhkan investasi modal yang besar sehingga kami membutuhkan investasi dari negara maju. Kedua kesiapan transisi tenaga kerja, bagian paling menantang bagaimana kita mempersiapkan semua Sumber Daya Manusia untuk siap menghadapi transisi,” pungkasnya.

Leave a reply

Iconomics