
Kementerian PPA: Tingkat Wirausaha Perempuan Indonesia Capai 49%

Tangkapan layar Youtube, Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Eni Widiyanti/Iconomics
Keinginan kalangan perempuan Indonesia untuk berwirausaha disebut cukup tinggi. Buktinya data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 menyebut 43,45% pelaku usaha mikro kecil rupanya berjenis kelamin perempuan.
“Survei Global Entrepreneurship Monitor pada 2019 menyebut 49% perempuan Indonesia telah berwirausaha. Dan 45% perempuan Indonesia berkeinginan untuk berusaha. Ini tertinggi dari 12 negara yang disurvei di kawasan Asia Pasifik,” kata Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Eni Widiyanti dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (17/3).
Eni mengatakan, kalangan perempuan juga lebih dipercaya dalam mengelola modal usahanya yang berasal dari pinjaman. Pasalnya, tingkat gagal bayarnya lebih renda dibandingkan dengan kalang laki-laki yang juga berusaha.
Di masa pandemi Covid-19, kata Eni, dari sisi pasokan, 47% usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kesulitan untuk mendapatkan bahan baku. Selain itu, 75% UMKM mengeluh karena kenaikan harga bahan baku.
Sementara itu, lanjut Eni, dari sisi permintaan, 87% UMKM mengalami penurunan permintaan. Lalu, 81% UMKM kesulitan dalam distribusi produk. “Karena situasi ini, UMKM kesulitan membayar pinjaman, biaya sewa dan gaji karyawan,” ujar Eni.
Selama pandemi ini, kata Eni, sekitar 44% UMKM mulai bergabung dengan marketplace. Dari berbagai riset soal strategi, sekitar 85,1% pelaku usaha perempuan lebih cenderung menyiapkan aksi pemasaran sebagai strategi khususnya masuk ke saluran digital. Sementara pelaku usaha laki-laki hanya 79% yang melakukan hal serupa.
“Dan sekitar 80% pelaku usaha mikro perempuan berencana untuk memformalkan usahanya,” kata Eni.
Leave a reply
