Market Bearish? Jangan Panik! Baca Tips Berikut Ini!

0
1719

Mengubah suasana kerja

Ketika market sedang lesu dan mayoritas saham bergerak turun, biasanya saya akan mengubah suasana kerja dari yang biasanya di ruang kerja, menjadi misalkan di tempat yang lebih terbuka.

Tempatnya bisa di mana saja asalkan suasana nya bisa tetap nyaman. Dengan mengubah suasana tempat kerja, mood kita bisa tetap terjaga, karena kita bisa tetap berinteraksi dengan banyak orang di sekitar.

Tapi, karena belakangan ini kondisi kita sedang tidak memungkinkan untuk banyak beraktivitas di luar rumah. Hal lain yang bisa kita lakukan adalah menciptakan suasana kerja baru di rumah kita sendiri, dengan menyiapkan ruangan kerja yang senyaman mungkin.

Seperti memindahkan meja ke sudut yang jauh dari gangguan, dan menyiapkan kursi agar duduk tetap tegak.

 

Menganalisa laporan keuangan (LK) sambil mendengarkan musik

Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan, karena saya adalah penyuka musik maka pilihan ini bisa dilakukan untuk merelaksasi diri kita.

Oleh karena itu, ketika menganalisa Laporan Keuangan, saya suka memutar musik (either itu melalui laptop, iPod, atau Spotify), dan biasanya musik yang diputar adalah yang ada beat-nya sehingga membuat mood tetap semangat dan happy.

 

[Baca Juga: Cara Mudah Membaca Laporan Tahunan, Perhatikan 5 Hal Ini!]

 

Menulis melalui beberapa media

Menulis juga menjadi salah satu alternatif yang biasa saya lakukan untuk tetap bisa menjaga mood. Misalnya dengan membuat artikel-artikel seperti yang sedang Anda baca saat ini.

Baca Juga :   Simak Komposisi Baru Pemegang Saham Pengelola Tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran Ini

Menulis bisa menjadi sarana yang mengalihkan kejenuhan ketika sedang penat, karena melalui website inilah saya senantiasa bisa sharing dan menuangkan pemikiran.

 

Jangan memaksakan diri untuk melakukan transaksi ketika mood turun

Hal ini tidak kalah penting perannya, terutama ketika market bearish seperti belakangan ini. Saya sendiri tidak pernah memaksakan diri untuk melakukan transaksi ketika mood lagi jelek (misalkan karena baru saja cut loss, atau karena sedang ada masalah keluarga).

Jika Anda melakukan transaksi beli atau jual saham menggunakan dan melibatkan emosi atau perasaan, maka biasanya analisanya akan kacau dan hasilnya tidak akan efektif.

Padahal, analisa yang dilakukan seharusnya menggunakan logika dan pikiran yang jernih. Istilah keren nya: If… then… else… Misalkan, kalau laba bersih naik dan valuasinya murah, maka seharusnya sahamnya naik, namun kalau masih turun mungkin ada faktor lain yang perlu diperhatikan.

Atau, kalau saham saya turun 10% maka saya akan cut loss, tapi kalau naik target saya minimal 30%.

 

[Baca Juga: Cara Membaca Bid Offer Saham Lewat Stock Quote]

 

Jika Anda tetap menganalisa dengan kepala dingin, Anda mungkin justru akan menemukan peluang emas di balik penurunan saham-saham.

 

Hindari tipikal investor yang melihat ticker harga setiap hari

Memperhatikan ticker harga setiap hari juga bukanlah solusi terbaik di tengah market bearish, karena akan memicu emosional dan kepanikan.

Beruntung saya bukanlah tipe investor yang melihat ticker harga setiap hari, sehingga jujur saja itu cukup membantu saya agar tidak emosional, apalagi sampai stres ketika market lagi turun.

Baca Juga :   Bukopin Disebut Memasuki Era Baru Sejak Dikuasai KB Kookmin

Lalu apa yang saya lihat? Saya lebih suka menghabiskan waktu untuk mempelajari laporan keuangan terbaru yang dirilis emiten.

Dengan melihat laporan keuangan, saya jadi lebih memahami peluang dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing emiten. Sejujurnya hal itu membuat saya lebih tenang ketika market sedang turun. Kok bisa?

Karena dengan memahami isi laporan keuangan, saya menjadi yakin bahwa saham-saham yang saya invest adalah saham-saham yang fundamentalnya bagus dan saya mendapatkannya dengan harga murah.

Sehingga ketika harga sahamnya bergerak turun, saya percaya bahwa hal tersebut hanya sementara.

 

[Baca Juga: Cerita Pribadi Saya Sukses Investasi Saham]

 

Sebaliknya, ketika kita tidak memahami isi laporan keuangan (dan hanya berpatokan pada ticker harga), kita menjadi tidak percaya diri dengan saham yang kita pegang.

Ilustrasinya begini, saham yang anda pegang saat ini harga nya terus turun, kalau Anda hanya berpatokan pada ticker besar kemungkinan Anda akan menjadi gelisah dan stres.

Namun kalau Anda memahami bahwa laporan keuangannya positif (laba bertumbuh, ekuitas bertumbuh, dll), bukankah itu artinya adalah peluang?

Sehingga Anda seharusnya bisa merasa happy ketika harga saham tersebut turun, itu artinya Anda bisa memanfaatkan market bearish dengan membeli lebih banyak saham-saham yang berfundamental bagus. Make sense?

 

Membuat rangkuman LK secara customized

Hal lain yang biasa saya lakukan adalah merangkum laporan keuangan ini ke dalam Cheat Sheet yang saya buat secara customized, sehingga mempermudah saya untuk melihat kinerja laporan keuangan perusahaan setiap kuartal dari “helicopter view”.

Baca Juga :   Bahana TCW: Saham Sudah Murah, Kesempatan Akumulasi Jangka Panjang

Jika harga sahamnya saat ini masih jauh di bawah harga wajar sahamnya, saya akan merasa lebih tenang memegang saham tersebut.

 

Percaya pada hasil analisa diri sendiri

Mempercayai dan meyakini apa yang sudah kita analisa sangat berperan penting dalam mengelola emosi kita. Banyak investor yang memutuskan membeli saham hanya karena mendengar rekomendasi dari orang lain.

Misal si A menyebut saham XYZ, namun ternyata saham XYZ malah turun, biasanya investor yang seperti itu akan menyalahkan (dalam hati) orang yang memberi rekomendasi saham XYZ.

Padahal, mungkin timeframe orang yang memberikan rekomendasi saham XYZ itu lebih panjang.

Namun, karena investor tersebut hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui alasan membeli saham tersebut, biasanya akan mudah untuk cut loss dan menjadi kecewa ketika menanggung rugi.

Well, it’s time buat Anda untuk mulai levelling up analisa Anda.

 

Artikel ini merupakan kerjasama antara The Iconomics dengan Finansialku. Keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Finansialku

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics