
OJK Beberkan Prospek Cerah Sektor Perbakan pada Tahun 2024

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan kinerja sektor perbankan pada tahun ini akan tetap cerah, tercermin dari Rencana Bisnis Bank (RBB) yang diterima OJK.
“Kalau kita melihat rencana bisnis bank tahun 2024-2026, kredit itu masih diperkirakan melanjutkan tren yang positif,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjawab pertanyaan media dalam konferensi pers, Selasa, 9 Januari.
Berdasarkan RBB, tambah Dian, pertumbuhan kredit perbankan tahun ini mencapai dobel digit, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh stabil di kisaran 5%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini ditopang oleh konsumsi yang masih kuat, salah satunya karena aktivitas pemilihan umum pada tahun ini.
Dengan kondisi ekonomi makro tersebut, Dian mengatakan, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga diperkirakan akan tetap tumbuh dengan sehat.
“Dengan demikian LDR [Loan to Deposit Ratio) diperkirakan berada pada rentang 84% hingga 86%. Sejalan dengan hal ini, risiko kredit juga diperkirakan relatif terjaga. NPL gross diperkirakan 2% hingga 2,5%. Adapun bottom line kinerja perbankan yaitu tingkat profitabilitas perbankan diperkirakan juga melanjutkan pertumbuhan positif dengan laba bersih dapat meningkat 9% hingga 10% secara year on year (yoy). Juga capai NIM [Net Interest Margin] pada rentang 4% hingga 5%,” beber Dian.
Berdasarkan RBB, jelas Dian, pertumbuhan kredit pada tahun ini ditopang oleh beberapa sektor seperti sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan.
Selain itu, pertumbuhan kredit juga didorong oleh sektor pendidikan, aktivitas rumah tangga serta aktivitas terkait penanganan kesehatan dan aktivitas sosial.
Per November 2023, secara tahunan atau yoy kredit perbankan tumbuh 9,74% menjadi Rp6.965,90 triliun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit modal kerja sebesar 10,14% yoy.
Sementara ditinjau dari kepemilikan bank, Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu tumbuh sebesar 12,13% dengan porsi kredit sebesar 45,81% dari total kredit perbankan.
Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada November 2023 tercatat 3,04% yoy menjadi Rp8.216,21 triliun, dengan deposito menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 3,50% yoy.
Dian mengungkapkan, beberapa hal yang memengaruhi perlambatan pertumbuhan DPK di antaranya yaitu pertumbuhan DPK yang tinggi pada masa pandemi yang mengakibatkan high base effect pada pertumbuhan DPK setelahnya, penggunaan dana internal untuk operasional dan ekspansi perusahaan, konsumsi masyarakat yang kembali meningkat dengan berakhirnya status pandemi, serta dampak semakin banyaknya alternatif instrumen penempatan dana selain DPK.
Likuiditas industri perbankan pada November 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas jauh di atas level kebutuhan pengawasan. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing naik menjadi 115,73% dan 26,04% atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,75% dan NPL gross sebesar 2,36%.
Leave a reply
