OJK Sebut Pandemi Covid-19 Memaksa Individu dan Perusahaan Beradaptasi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai situasi pandemi Covid-19 pada 2020 memaksa segala sesuatu untuk berubah. Karena itu, indvidu dan perusahaan perlu beradaptasi dalam menghadapi perubahan tersebut.

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara menuturkan, situasi pandemi Covid-19 berdampak besar dari sisi perekonomian Indonesia dan global. Semisal, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) sempat bertumbuh negatif -10% hingga -14% dan Indonesia pada Kuartal II/2020 tumbuh negatif hingga -5%.

“Pada saat itu yang harus dilakukan adalah bagaimana negara, bagaimana korporasi, bagaimana perusahaan, bagaimana masyarakat harus bisa beradaptasi menghadapi hal tersebut,” kata Mirza dalam seminar daring OJK, Kamis (24/8).

Seiring berjalannya waktu, kata Mirza, Indonesia dan pemerintah di berbagai belahan dunia mengambil langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan tersebut. Upaya itu dilakukan mulai dari pemberian relaksasi, penurunan suku bunga, dan pemberian likuiditas.

Bahkan kondisi tersebut, kata Mirza, juga terjadi di sektor perbankan di mana ketika itu pemerintah melonggarkan aturan agar perbankan agar tetap dapat beroperasi melayani masyarakat dan permintaan kredit. “Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia melakukan hal tersebut, dalam rangka supaya kita survive,” kata Mirza.

Saat ini, kata Mirza, Indonesia sedang memasuki masa normalisasi ekonomi. Buktinya bisa terlihat dari pergerakan suku bunga yang terjadi baik di tingkat global maupun dalam negeri.

Dengan situasi tersebut, kata Mirza, pihaknya optimistis kondisi moneter nasional akan lebih longgar, sehingga dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan dunia bisnis. “Kami melihat bahwa karena kita back to normalisasi maka sebenarnya dunia bisnis saat ini dalam kondisi yang baik untuk berkembang menjadi sehat,” ujarnya.