Perumnas Beberkan Dampak PMN kepada Negara dan Perusahaan

Perum Perumnas meyakinkan kepada Komisi VI DPR RI mengenai dampak positif yang akan terjadi dengan adanya Penyertaan Modal Negara (PMN). Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) pendalaman Penyertaan Modal Negara (PMN) Tunai di tahun 2022.

Seperti diketeahui bersama, Perum Perumnas telah mengajukan PMN sebanyak Rp2 triliun, tapi hanya disetujui sebanyak Rp1,568 triliun.

Pengajuan PMN tersebut dilakukan Perumnas untuk memperbaiki kinerja keuangan karena dampak masa lalu dan pandemi Covid-19. Dampak tersebut mengakibatkan kondisi keuangan Perumnas menurun yang ditunjukkan dengan profit dan penjualan yang menurun, serta arus kas operasi juga selalu negatif.

Dalam RDP, Dirut Perum Perumnas menjelaskan kontribusi PMN terhadap revenue Perumnas dan penerimaan negara jika dana tersebut telah cair kepada Perum Perumnas.

Proyeksi Total Aset, Liabilitas dan Ekuitas Perumnas hingga 2026/Dok Perumnas

Proyeksi Penjualan, Laba, dan Net Profit Margin hingga tahun 2026/Dok. Perumnas

Perumnas juga menyampaikan kontribusinya PMN dengan menunjukkan estimasi pendapatan Perumnas hingga 2026. Perumnas juga menyampaikan perusahaan berani menargetkan pendapatan bisa mencapai lebih dari Rp5 triliun pada tahun 2026.

Pada tahun 2022, Perumnas hanya memiliki target pendapatan Rp1,20 triliun karena keterbatasan permodalan.

Budi juga menyampaikan kepada Komisi VI, adanya PMN tersebut akan memberikan kontribusi penerimaan sektor pajak di tahun 2022 sampai 2025 dengan total penerimaan negara sebesar Rp2.925 milyar. Ada pula dampak lainnya yang akan dilahirkan yakni terciptanya lapangan kerja dari sektor kontruksi sebesar 81.270 pekerja.