Ratusan Pesantren Bentuk Induk Bisnis Berdasarkan 3 Pilar

Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) berhasil membentuk “Holding Bisnis Pesantren” sebagai upaya mengembangkan ekonomi syariah secara mandiri. Pembentukan induk bisnis itu dihadiri sekitar 110 pesantren di seluruh Indonesia.

Menanggapi hal itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, untuk membangun ekosistem perekonomian pesantren yang mandiri, maka harus berlandaskan 3 pilar. Ketiga pilar itu merupakan strategi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional.

“Tiga pilar itu adalah pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah, serta riset dan edukasi,” kata Dody di Jakarta kemarin.

Menurut Dody, sebagai penduduk dengan pemeluk Islam terbesar di dunia, sudah seharusnya Indonesia mengembangkan ekosistem syariah dan produk halal yang dimulai dari pesantren. Keberadaan 29 ribu pondok pesantren dengan sekitar 5 juta santri, menjadi modal besar pesantren untuk membangun ekosistem digital secara internal.

Lebih jauh, kata Dody, ekosistem digital antar-pesantren tidak harus selalu diarahkan pada kegiatan ekonomi, tapi bisa juga dimanfaatkan dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran maupun koordinasi antar-pesantren. Dengan terbentuknya “Holding Bisnis Pesantren” ini, Dody menitipkan 3 harapan kepada para pimpinan dan pengasuh pondok pesantren.

Pertama, memperkuat sinergi dan kolaborasi antar-pesantren, baik dalam lingkup pemberdayaan ekonomi, maupun kegiatan yang lainnya. Dengan tujuan memperkuat peran Pesantren di dalam rantai nilai halal nasional. Kedua, senantiasa mampu beradaptasi dengan perubahan, khususnya dalam pemanfaatan peluang yang ada di dalam era ekonomi digital.

BI terbuka untuk menjadi mitra kerja sama yang mampu membawa level usaha unit usaha pesantren setingkat lebih tinggi dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman. Terakhir, mengharapkan partisipasi aktif dan dukungannya demi kelancaran kegiatan ISEF hingga tanggal 16 November mendatang.