
Rayakan HUT ke-35, Bank Raya Beberkan Pencapaian Sebagai Bank Digital BRI Group

Jajaran direksi PT Bank Raya Indonesia Tbk dalam konferensi pers merayakan hari jadi ke-35 tahun. Berdiri pada 1989 dengan nama Bank Agro, bank ini memulai babak baru sebagai bank digital milik BRI Group pada 2021.
Pada Jumat 27 September 2024, PT Bank Raya Indonesia Tbk merayakan hari jadi ke-35 tahun. Berdiri pada 1989 dengan nama Bank Agro, bank ini memulai babak baru sebagai bank digital milik BRI Group pada 2021.
Bank Agro diakuisisi BRI pada 2011. Kemudian tahun 2012 berubah nama menjadi Bank BRI Agro. Seiring dengan tren perkembangan bank digital, BRI menetapkan BRI Agro sebagai digital attacker, disertai perubahan nama menjadi Bank Raya pada 1 November 2021.
Ida Bagus Ketut Subagia, Direktur Utama Bank Raya mengatakan, pada 2022 Bank Raya mulai membangun fondasi bank digital, dengan meluncurkan aplikasi Raya, sekaligus memperkenalkan produk pinjaman (lending) Pinang Dana Talangan.
Tahun 2023, Bank Raya terus mengembangkan produk digital baik dari sisi funding [penghimpunan dana pihak ketiga] maupun lending [penyaluran pinjaman]. Saat ini, Bank Raya sudah memiliki produk digital yang komprehensif baik dari sisi funding maupun dari sisi lending.
Mengakomodasi beragam kebutuhan nasabah, dari sisi funding Bank Raya menggunakan pendekatan saku dalam menamai produk funding. Ada Saku Utama untuk transaksi sehari-hari nasabah. Kemudian, ada Saku Bujet untuk manampung berbagai pos keuangan nasabah. Ada Saku Pintar untuk investasi dengan jangka waktu tertentu dan Saku Jaga untuk kebutuhan dana darurat.
Bank Raya juga sudah mengembangkan Saku Bisnis untuk memisahkan antara keuangan personal dan bisnis. Selain itu, juga sudah dikembangkan Saku Bareng untuk menampung perencanaan keuangan bersama suatu komunitas. Misalnya, bersama-sama menyiapkan uang kepentingan reuni sekolah atau touring bersama.
Dari sisi lending atau penyaluran pinjaman, Bank Raya juga sudah memiliki beragam produk pinjaman baik konsumer maupun produktif. Untuk pinjaman konsumer, Bank Raya memiliki pinjaman berbasis payroll, Pinang Flexi. Proses pengajuan hingga persetujuan Pinjaman Flexi ini sepenuhnya dilakukan secara digital, baik di aplikasi Raya maupu BRImo milik BRI.
Untuk pinjaman produktif yang menyasar UMKM, Bank Raya memiliki produk unggualan Pinang Dana Talangan yang menyasar agen-agen BRILink. Selain itu, Bank Raya juga memiliki produk Pinang Maksima dan Pinang Performa.
Berbicara dalam konferensi pers 35 tahun Bank Raya di Menara BRILiaN, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Bagus mengatakan, tahun 2024 dan 2025, Bank Raya mengoptimalkan sinergi dengan ekosistem BRI Group yang begitu besar.
“Salah satunya yang saat ini sedang kami kembangkan bisnis keagenan. Ada di AgenBRILink. AgenBRILink kalau kita lihat potensinya yang ada di BRI Group kurang lebih sekitar 930 ribu AgenBRILink. [Dan] yang saat ini kami kelola baru sekitar 4%, sekitar 33.500. Itu [sudah] menghasilkan outstanding sekitar Rp491 miliar. Tetapi disbursement itu sudah Rp7,2 triliun di triwulan II 2024,” ujar Bagus.
Karena potensinya yang begitu besar, Bagus mengatakan, kerja sama dengan AgenBRILink ini akan menjadi barometer pertumbuhan bisnis digital ke depan. Ia berkata, selain di BRI, optimalisasi sinergi dengan BRI Group ini juga dilakukan dengan anak usaha BRI lainnya seperti Pegadaian dan PNM.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Bank Raya, Kicky Andrie Davetra mengatakan, keberadaan Bank Raya sebagai bagian dari BRI Group merupakan suatu “blessing”.
“Dalam beberapa kesempatan saya menyampaikan bank digital itu akan survive dan akan bisa bertahan lama ketika dia memiliki ekosistem yang kuat. Dan kita memang diarahkan dari awal oleh BRI sebagai induk kami untuk menjadi digital attacker. Jadi, ini sudah sejalan,” ujar Kicky.
Kinerja yang Solid
Bank Raya mencatatkan kinerja keuangan yang baik pada 2024 ini. Total Kredit pada kuartal II tahun 2024 mencapai Rp6,8 triliun atau tumbuh sebesar 12,1% (yoy). Pertumbuhan tersebut turut menopang pertumbuhan Total Aset Bank Raya di kuartal II tahun 2024 menjadi sebesar Rp13,1 triliun atau tumbuh 9,0% (yoy).
Bank Raya terus memperkuat bisnis digital yang ditunjukkan dengan disbursement kredit digital selama kuartal II tahun 2024 yang mencapai Rp8,1 triliun atau tumbuh 60,3% (yoy), sehingga mendorong pertumbuhan signifikan outstanding kredit digital Bank Raya mencapai Rp1,5 trilliun atau tumbuh sebesar 81,5% (yoy). Di kuartal II tahun 2024, Bank Raya berhasil memperbaiki Rasio NPL gross menjadi 4,14% dan NPL Net sebesar 1,80% dari sebelumnya pada kuartal II tahun 2023 Rasio NPL Gross tercatat sebesar 4,35% dan NPL Nett sebesar 1,75 %.
Seiring dengan pertumbuhan kredit, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp8,7 triliun atau tumbuh 5,7% (yoy). Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga terus digenjot terutama dari pertumbuhan Digital Saving yang tumbuh sebesar 22,3% (yoy) menjadi Rp891,6 miliar dan volume transaksi yang tumbuh sebesar 12,5% (yoy) menjadi Rp1,6 triliun.
Berkat kinerja yang membaik, Bank Raya berhasil membukukan laba bersih di kuartal II tahun 2024 sebesar Rp20 miliar dengan kenaikan 115,9% secara (yoy). Pencapaian kinerja Bank Raya yang terus bertumbuh tercermin dari rasio profitabilitas dan efisiensi Bank Raya yang juga terus menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari perbaikan rasio NIM pada kuartal II tahun 2024 menjadi 4,31% dari sebelumnya 3,53%, serta Cost to Income Ratio (CIR) pada kuartal II tahun 2024 yang membaik menjadi 52,44% dari sebelumnya 82,95%.
Leave a reply
