
Tak Mau Cashflow Negatif, Wika Gedung Selektif Pilih Proyek di IKN

Jajaran direksi PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk pada paparan publik, Kamis (8/12)
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk atau Wika Gedung akan lebih selektif dalam mengikuti tender proyek pembangunan di Ibukota Negara (IKN), Kalimantan Timur. Anak usaha Wijaya Karya ini mengutamakan proyek dengan pendanaan yang sudah jelas, bukan proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan juga bukan proyek dengan skema pembayaran turn key.
“Proyek IKN ini adalah proyek madunya konstruksi. Tetapi kami juga sangat berhati-hati untuk memilih dan memilah proyek. Untuk di tahun ini, kami hanya menyasar proyek-proyek yang sifat pembiayaannya sudah pasti. Artinya, sudah ada anggarannya. Yang kita dapatkan saat ini semua proyeknya sudah merupakan anggaran APBN, tidak ada proyek KPBU, tidak ada proyek turn key sehingga memang secara cashflow dan pembiayaannya sudah pasti kita dapatkan karena anggarannya sudah pasti,” ujar Syailendra Ogan, Direktur Keuangan, Human Capital, dan Manajemen Risiko PT WIjaya Karya Bangunan Gedung Tbk pada paparan publik, Kamis (8/12).
Tahun ini, Wika Gedung sudah mendapatkan satu proyek di IKN yaitu pembangunan rumah pekerja senilai Rp516 miliar. Syailendra mengatakan Perseroan menyasar sejumlah proyek lain di IKN, dan semuanya adalah proyek yang didanai APBN, bukan KPBU dan turn key.
“Mungkin di next time, pemerintah akan menjalankan strategi untuk menyelesaikan konstruksi di IKN dengan konsep kerjasama dengan pihak investor, baik asing maupun domestik untuk yang sifatnya KPBU. Strategi kami juga akan memilah dan memilih lagi, KPBU-nya bukan KPBU normal tetapi tahap satunya kami inginkan KPBU AP (available payment),” ujarnya.
Bagus Tri Setyana, Direktur Operasi I mengungkapkan salah satu proyek yang diincar oleh Wika Gedung di IKN pada tahun 2023 adalah proyek pembangunan Rusun untuk ASN. Pemerintah berencana akan membangun 47 tower Rusun untuk 7.600 ASN yang akan dipindahkan ke IKN. Ditargetkan pembanguna Rusun tersebut selesai pada pertengahan tahun 2024.
Direkorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR sudah mengundang Wika Gedung bersama 11 perusahaan jasa konstruksi lainnya untuk memaparkan metodologi dan teknologi konstruksi yang digunakan masing-masing dalam membangun Rusun ASN tersebut. Wika Gedung, tambahnya, mengusulkan teknologi precast dan modular.
“Kami nyatakan selama 15 bulan, tiga bulan untuk desain dan 12 bulan konstruksi, kami sanggup membangun 28 tower,” ujarnya.
Dari 28 tower yang disanggupi Wika Gedung, Bagus mengatakan 20 diantaranya menggunakan precast dan 8 lainnya menggunakan modular.
Leave a reply
