Transaksi Visa Contactless Tumbuh 30% YoY Secara Global

0
486

Iconomics - Pandemi Covid-19 telah mengubah prilaku masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran. Transaksi secara tunai (cash) makin berkurang dan bergeser menggunakan pembayaran non tunai (cashless).

Pergeseran ini antara lain terlihat dari pertumbuhan transaksi Visa Contactless atau tap-to-pay yang mengalami pertumbuhan 30% year on year per Maret 2021.

“Secara global, Visa Contactless atau tap-to-pay, selama tahun 2020 sampai Maret 2021 atau selama pandemi Covid-19, itu tumbuh lebih dari 30% transaksinya. Artinya, Covid ini semakin membuat orang sadar untuk cara pembayaran yang lebih aman,” ujar Handikin Setiwan, Head of Strategy & Business Planning PT Visa Worldwide Indonesia, dalam webinar “Lebih Nyaman Non Tunai dengan Visa Contactless”, Kamis (24/6).

Kawasan Asia Pasifik, tambahnya memberikan kontribusi yang paling tinggi untuk adopsi pembayaran contactless, dimana dari total transaksi kartu Visa yang dilakukan secara tatap muka, lebih dari 50% menggunakan kartu contactless atau metode tap to pay. Bahkan beberapa negara seperti Australia, Singapura, Selandia Baru, Taiwan, porsi pembayaran contactless sudah mencapai lebih dari 75%.

Baca Juga :   Bank Raya Membumikan Pembayaran Cashless di TMII

“Di negara-negraa kawasan Asia Tenggara, termasuk Inodnesia, adopsi tap to pay atau contactless ini masih terbilang baru, namun mengalami pertumbuhan yang sangat pesat,” ujarnya.

Studi Visa Consumer Payment Attitudes pada Agustus-September 2020 lalu di negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia mengungkapkan dari 1.000 responden usia 18-65 tahun di Indonesia, 69% responden mengaku tidak membawa uang tunai karena adanya pembayaran contactless.

“Tentunya penggunaan cash atau tunai masih mendominasi di masyarakat kita untuk bertransaksi. Tetapi kita lihat ada pergeseran. Ternyata untuk mereka yang makin mengurangi penggunaan uang tunai itu alasan utamanaya adalah 69% karena suka dengan experience atau senang menggunakan lebih banyak pembayaran contactless, misalnya e-wallet melalui handphone dan lewat kartu contactless,” ujar Widyananto Sutanto, Head of Corporate Communication PT Visa Worldwide Indonesia.

Alasan lain mengurangi penggunaan uang tuani adalah karena menggunakan meteode pembayaran dengan kartu (53%), khawaitir penyebaran penyakit lewat uang tunai (52%) dan karena membawa uang tunai tidak aman, ada risiko hilang dicuri (42%).

Baca Juga :   Jaringan Tauzia Hotels Gandeng ShopeePay untuk Layani Pembayaran Cashless

“Khusus untuk pembayaran kartu contactless, ternyata alasan utamanya adalah lebih nyaman, mudah digunakan, merasa aman dari infeksi, kemudian ini cara pembayaran yang inovatif dan modern,” ujar Widyananto.

Tingkat awareness orang Indonesia untuk membayar secara contactless cukup tinggi yaitu 75%. Sedangkan yang sudah menggunakan metode pembayaran contactless sebanyak 31% dan yang baru menggunakan sejak tahun lalu karena pandemi 11%.

 

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics
Close