BRI Catat Pertumbuhan Kredit Kuartal I-2022 Sebesar 7,43%

0
360

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan laba kuartal I tahun 2022 sebesar Rp12,22 triliun atau tumbuh 78,13% secara year on year. Sementara aset pada akhir Maret 2022, aset BRI Group tumbuh sebesar 8,99% yoy menjadi Rp.1.650,28 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pencapaian laba BRI tak lepas dari pulihnya perekonomian nasional serta menggeliatnya aktivitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan core business BRI.

“Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43% yoy menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I-2022 sebesar 6,65%,” katanya dalam keterangan tertulis.

BRI menyebut portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24% yoy dari Rp826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95%.

Secara rinci, penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55%, segmen konsumer tumbuh 4,56% dan segmen kecil & menengah tumbuh 3,96%.

Baca Juga :   Laba Bersih BTPN Turun 23% di Kuartal I-2022

Sunarso menambahkan keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit di atas rata rata industri perbankan nasional diiringi dengan manajemen risiko yang baik. Rasio NPL BRI secara konsolidasian yang tercatat sebesar 3,09% pada akhir Maret 2022. Sedangkan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,30%.

Kualitas kredit yang membaik tersebut juga disebabkan oleh restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang saat ini terus menurun secara gradual. Hingga akhir kuartal I-2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 sebesar Rp144,27 triliun, atau telah turun sebesar Rp103,75 triliun apabila dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp248,02 triliun.

BRI juga menyediakan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi risiko ke depan dengan NPL Coverage sebesar 276,0%. Angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage pada akhir Maret 2021 sebesar 231,17%.

“Alasan BRI menyiapkan pencadangan yang sangat memadai tersebut dilakukan untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian kondisi perekonomian kedepan, karena adanya perang Rusia – Ukraina, inflasi, serta potensi kenaikan suku bunga yang akan terus dilanjutkan oleh The Fed,” katanya.

Baca Juga :   Kinerja Pegadaian Mengkilap Hingga Kuartal III-2024, Laba Bersih Melenting

Adapun penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga akhir kuartal I-2022 tercatat tumbuh 7,39%. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, dimana secara year on year meningkat sebesar 15,99%. Dana murah tersebut terdiri dari Giro yang tumbuh 30,86% dan Tabungan tumbuh 10,17%. Secara umum, saat ini proporsi CASA BRI tercatat 63,63%, meningkat dibandingkan dengan CASA pada kuartal I tahun lalu yakni sebesar 58,91%.

“Sebagai bagian dari Transformasi Struktur Liabilitas, BRI akan terus mendorong peningkatan proporsi CASA untuk mendukung bisnis yang berkelanjutan, diantaranya melalui transaction based product and services di segmen wholesale serta penguatan fitur dan transaksi keuangan melalui BRImo,” kata Sunarso.

Adapun BOPO BRI pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar 69,34% atau lebih rendah dibandingkan dengan BOPO periode yang sama tahun lalu sebesar 78,41%. Menurut Sunarso, menurunnya BOPO ini tak lepas dari semangat efisiensi yang dilakukan oleh BRI, diantaranya melalui keberhasilan transformasi digital, membaiknya rasio kredit bermasalah, serta semakin meningkatnya proporsi CASA atau dana murah pada tubuh perseroan.

Leave a reply

Iconomics