Selepas Serangan Kilang Aramco, AS Siap Jaga Pasokan Minyak Global

Amerika Serikat (AS) siap melepaskan cadangan strategis minyaknya agar pasokan global tetap terjaga. Kebijakan ini diambil Presiden Donald Trump menyusul serangan terhadap dua fasilitas kilang minyak Aramco milik Arab Saudi.

Seperti diberitakan RT.com pada Senin (16/9), serangan terhadap kilang minyak Aramco di Abqaiq dan kilang minyak lainnya memangkas separuh produksi minyak perusahaan tersebut. Akibat serangan itu, pasar saham Arab Saudi pun mengalami guncangan dan memicu harga minyak melonjak hingga menyentuh 3 digit.

Dalam serangkain twit-nya pada Minggu (15/9) kemarin, Trump mengatakan, AS siap melepaskan cadangan minyaknya dalam jumlah besar jika itu diperlukan untuk menjaga pasokan global dan harga minyak tetap stabil. Trump juga akan mempercepat proses izin pembangunan jaringan pipa minyak di Texas dan negara bagian lainnya.

Soal itu, Menteri Energi AS Rick Perry membenarkan twit Presiden Trump itu. Tindakan tersebut sebagai langkah untuk meminimalisir dampak terhadap pasar minyak sebagai akibat tindakan serangan ke fasilitas kilang minyak Aramco itu.

Kelompok yang bertanggung jawab atas serangan drone ke 2 kilang minyak Aramco adalah Houthi. Dan AS melimpahkan serangan Houthi itu sebagai tanggung jawab Iran. Apalagi serangan demikian dinilai terlalu canggih bila dilakukan kelompok Haouthi.

Iran tentu saja menolak tuduhan tersebut. Dan menyebut tuduhan itu sebagai kebohongan yang luar biasa. Iran pun mempersiapkan dirinya apabila ujung dari persoalan ini memicu perang.

Cadangan minyak strategis AS disebut sebagai cadangan minyak mentah terbesar di dunia. Terletak di bawah tanah Louisiana dan Texas, totalnya mencapai 630 juta barel.