
Pertamina Bina Medika IHC Pamerkan Pertumbuhan Kinerja Keuangan Selama 5 Tahun Terakhir

Direktur Utama Pertamina Bina Medika IHC, Mira Dyah Wahyuni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPR Komisi VI pada Rabu (12/07/2023)
PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) mencatatkan kenaikan kinerja bisnisnya. Direktur Utama Pertamina Bina Medika IHC, Mira Dyah Wahyuni mengatakan bahwa dalam lima tahun terakhir atau sejak 2018-2023 kinerja keuangan konsolidasi mengalami peningkatan. Pendapatan mengalami peningkatan sebanyak 39,75%, pada tahun 2018 dengan pendapatan sebesar Rp1,3 triliun dan menjadi sebanyak Rp4,9 triliun pada 2022.
Laba bersih perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 112,98%, laba bersih pada tahun 2018 sebanyak Rp8,9 miliar menjadi menjadi Rp184 miliar pada tahun 2022. EBITDA mengalami peningkatan sebesar 47,91%, sebesar Rp57,6 miliar pada tahun 2018 dan menjadi sebesar Rp275,8 miliar pada tahun 2022.
Mira juga menyampaikan jumlah tempat tidur, bed occupancy rate (BOR), jumlah kunjungan rawat jalan, dan jumlah kunjungan rawat inap juga mengalami peningkatan.
“Jumlah tempat tidur saat ini, kami sudah 4.635 jumlah tempat tidur di 2022 dengan bed occupancy rate-nya 62%. Lalu jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 5,2 juta di mana kalau dihitung sekitar 16 ribu per hari. Dan untuk jumlah kunjungan rawat inap kami di 2022 total 325.142 ribu,” ucap Mira dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPR Komisi VI pada Rabu (12/07/2023).
Dyah juga menyoroti terkait langkah kesiapannya menjadi holding rumah sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini telah memiliki tiga program yaitu transformasi organisasi, trasnformasi digital, dan transformasi Sumber Daya Manusia (SDM).
Transformasi digital menyasar kebutuhan pasar, menjalankan organisasi dengan lebih lean yang ujungnya adalah mempunyai new operating model. Pada transformasi digital ini, pihaknya menyadari perlunya transformasi digital.
“Kita juga paham perlunya transformasi digital di mana kita juga melakukan transformasi di dalam bisnis proses agar men-generate revenue dan men-generate juga cost efficiency, menekan BOPO (Beban Operasional), untuk menjamin sustainable growth-nya,” lanjutnya.
Terakhir, transformasi SDM yaitu pengimplementasian core value AKHLAK, akselerasi peningkatan kompetensi kapabilitas dan kepemimpinan yang akhirnya adalah untuk mendapatkan engagement karyawan, dan membentuk internal culture yang baik.
Leave a reply
