Anggota Komisi VI Ini Minta BUMN Manfaatkan Rantai Pasok Global EV, Ini Alasannya

Badan usaha milik negara (BUMN) sektor energi diminta memanfaatkan momentum dalam rantai pasok electric vehicle (EV) global dan menjadi pemain utama mengembangkan ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik. Pasalnya, cadangan nikel Tanah Air yang merupakan bahan utama dalam produksi baterai.

Karena itu, kata anggota Komisi VI DPR Rudi Hartono Bangun, pemerintah dan BUMN bisa memanfaatkan potensi nikel untuk kepentingan dalam negeri. Dan, salah satunya membuat baterai kendaraan listrik.

“Jadi Indonesia ikut dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik. Nah, Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan BUMN energi harus bisa memanfaatkan momentum tren transisi energi ini,” ujar Rudi seperti dikutip situs resmi DPR beberapa waktu lalu.

Dengan berperan menjadi pemain utama dalam pengembangan industri kendaraan listrik, kata Rudi, maka itu menjadi kesempatan memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia. Tren penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan ini juga dapat menekan impor bahan bakar minyak (BBM) dan efisiensi bahan bakar yang selama ini juga menguras APBN untuk pemenuhan kebutuhan subsidi.

Menurut Rudi, selama ini sebagian besar uang negara dikeluarkan untuk kebutuhan subsidi BBM. Jika kelak masyarakat menggunakan kendaraan listrik dan transisi ke bahan bakar yang ramah lingkungan sehingga akan mengurangi anggaran subsidi BBM.

“Kalau Indonesia bisa memaksimalkan sumber daya nikel itu, bukan cuma untuk kebutuhan dalam negeri, tapi juga bisa ekspor baterai kendaraan listrik ke dunia. Ini juga kan dampaknya ke penerimaan negara,” kata Rudi.

Sebelumnya, Kementerian BUMN bersama 4 BUMN sektor pertambangan dan energi yaitu holding industri pertambangan Mind Id, PT Antam Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) mendirikan PT Industri Baterai Indonesia (IBC) 2021. Selanjutnya, IBC mendapat amanah agar fokus mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia.