
Anggota Komisi XI Ini Ingatkan Pemerintah soal Utang Luar Negeri yang Terus Naik

Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati/Istimewa
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati memperingatkan pemerintah untuk memperhatikan kondisi utang yang akan menjadi beban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Apalagi Indonesia sedang mengalami pandemi Covid-19 sehingga pemerintah perlu mengambil beberapa strategi menyikapi kondisi utang luar negeri itu.
“Pertama, koordinasi pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) harus diperkuat untuk memantau perkembangan dan memastikan utang luar negeri tetap sehat. Kedua, sangat penting untuk memegang komitmen kehati-hatian tingkat tinggi dalam mengelola utang luar negeri,” kata Anis dalam keterangannya, Jumat (17/9).
Di samping itu, kata Anis, pemerintah perlu memperhatikan skala prioritas dan akuntabilitas, dengan tidak mengambil jalan pintas untuk menambah beban utang baru. Pemerintah diminta agar melakukan optimalisasi terhadap pengelolaan utang yang sudah ada.
“Utang luar negeri harus dioptimalkan pengelolaannya dengan meminimalisir risiko yang dapat mengganggu stabilitas perekonomian baik untuk saat ini maupun masa mendatang,” kata Anis.
Di sisi lain, kata Anis, pemerintah tidak perlu memaksakan menambah utang untuk menjalankan proyek yang dianggap tidak penting, terutama di masa pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan akan berakhir. Salah satunya terkait dengan proyek ibu kota negara atau IKN.
“Tunda atau kalau perlu hentikan semua proyek tidak penting,” kata Anis.
Tren penambahan utang pemerintah dan beban bunga, kata Anis, melampaui pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) serta penerimaan negara. Karena itu, wajar publik menjadi khawatir. Tentu hal tersebut akan menjadi beban berat di masa mendatang.
“Artinya pemerintah memang harus sangat serius dalam mengelola utang yang sudah ada, bukan dengan terus menambah utang,” katanya.
Sebagai informasi, BI melaporkan kondisi utang luar negeri Indonesia per Juli 2021 mencapai US$ 415,7 miliar atau setara dengan Rp 5.926.63 triliun. Utang luar negeri itu tumbuh 1,7% secara tahunan (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2%.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, utang luar negeri Indonesia tercatat naik 3,5% atau sebesar US$ 205,9 miliar. Jumlah tersebut terhitung melambat jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan Juni 2021 yang mencapai 4,3% yoy.
Leave a reply
