
KSP Serap Aspirasi Masyarakat di Kaltim soal Pembangunan IKN Baru

Tangkapan layar, Kepala KSP Moeldoko/Iconomics
Kantor Staf Presiden (KSP) mendengar dan menyerap isu-isu serta aspirasi yang berkembang dalam masyarakat terutama terkait pembangunan ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Itu sebabnya, KSP kerap mengadakan diskusi rutin dengan mengundang tokoh dan ahli untuk mendengarkan masukan serta permasalahan terkait pembangunan IKN.
“Dengan demikian, kita bisa memitigasi atas isu-isu yang akan muncul. Berikutnya kita juga mendengar, datang ke Kaltim, mendengarkan masyarakat adat, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh pemuda, dan seterusnya,” kata Kepala KSP Moeldoko dalam sebuah diskusi secara virtual, Rabu (23/2).
Moeldoko mengatakan, masyarakat menyampaikan aspirasi terkait dengan IKN agar konsep pembangunan tidak secara menyeluruh mengubah lingkungan yang ada di sekitar lokasi. Karena itu, pembangunan IKN akan menerapkan konsep tentang lingkungan di mana sekitar 20% hingga 30% pembangunan, sedangkan 70% harus dipertahankan sesuai dengan kondisi yang ada.
“Ini sebuah konsep yang sangat bagus, mereka menginginkan itu, jangan hanya sebuah konsep tetapi itu betul-betul secara konsisten dijalankan,” ujar Moeldoko.
Di samping itu, kata Moeldoko, masyarakat di Kaltim juga ingin menjadikan proyek pembangunan IKN sebagai pendongkrak kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang di sana, ikut berperan aktif dalam proyek nasional tersebut.
Konsep pembangunan IKN yang modern, kata Moeldoko, tidak akan menghilangkan atau meminggirkan budaya lokal yang sudah terlebih dahulu ada. “Ini hal-hal penting yang perlu kita serap agar nanti semua kebijakan itu betul-betul bisa menyesuaikan dengan kebutuhan di masyarakat lingkungan di situ, atau kebutuhan lapangannya,” ujar Moeldoko.
Dalam pembangunan IKN, kata Moeldoko, pemerintah tidak akan mengabaikan sumber daya manusia (SDM) yang berada di sekitar lokasi. Kehadiran IKN diharapkan dapat menjadi faktor pengungkit munculnya SDM yang berkualitas dan berkontribusi bagi negara.
“Faktor pengungkit dari menyerap tenaga kerja yang ada di sana, sehingga mereka itu tidak hanya menjadi penonton tetapi mereka menjadi berperan aktif di dalamnya. Sehingga mereka ikut berkontribusi besar di dalam proyek ini, kira-kira seperti itu,” katanya.
Leave a reply
