Kementerian Kominfo Ingatkan Layanan Telemedis Harus Perhatikan Risiko Serangan Siber dan Keamanan Data

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengingatkan perusahaan yang melayani telemedis untuk memperhatikan aspek keamanan data dan memitigasi serangan siber. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel A. Pangerapan mengatakan layanan telemedis harus mengantisipasi serangan siber tidak hanya dari luar tapi juga dari dalam.

Dalam sebuah diskusi minggu lalu, Samuel mengingatkan untuk mengenkripsi sistem pembayarannya, dan data pribadinya dienkripsi.

Dirjen Semuel mengatakan perlu adanya prosedur yang jelas dan tegas dalam pemrosesan data pribadi. Masing-masing lembaga/perusahaan tidak hanya menerapkan pengaturan atau sanksi di internal, tapi pemerintah juga telah mengambil langkah untuk perlindungan data pribadi. Menurut Samuel, pemerintah telah melakukan penyelesaian legislasi Rancangan Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (RUU PDP), yang saat ini berproses politik di DPR.

Ia sangat menegaskan pemanfaatan teknologi harus tetap memberikan rasa aman kepada penggunan. Bagi layanan telemedis, data-data yang telah dikumpulkan harus aman alias tidak bocor. Itulah rasa aman bagi para pasien yang memberikan data-data untuk dikelola perusahaan layanan telemedis.

Serangan yang berasal dari eksternal dapat saja berupa serangan DDoS, ransomware dan hacking. Oleh karena itu, layanan telemedis harus memperhatikan teknologi keamanan yang andal, penerapan standar-standar internasional dan bekerjasama dengan instansi pengawas dan penegak hukum.

Adapun serangan yang berasal dari dalam dan menurut Samuel, relatif masih kurang diperhatikan. Serangan dari internal bisa saja berasal dari pegawai yang memiliki akses terhadap data-data tersebut.