Bank Indonesia: Dunia Belum Ramah Tahun Depan, Prospek Ekonomi Global akan Meredup

0
207

Bank Indonesia menyampaikan kondisi dunia belum akan ramah pada tahun 2024. Prospek ekonomi global masih meredup dan baru akan besinar pada tahun 2025.

Hal itu disampaikan Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia dalam pidatonya pada ‘Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023” yang dihadiri Presiden Joko Widodo, Rabu (29/11).

Perry mengatakan dunia masih terus bergejolak karena perang Rusia-Ukraina,  perang dagang Amerika-Tiongkok, dan konflik Israel dan Palestina.  Fragmentasi geopolitik, kata Perry, berdampak pada fragmentasi geoekonomi. Akibatnya, prospek ekonomi global akan meredup pada tahun 2024, sebelum mulai bersinar kembali pada tahun 2025.

Ketidakpastian tinggi ekonomi pada tahun 2024, memiliki lima karakteristik.

Pertama, slower and divergent growth. Bank Indoensia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan menurun ke 2,8% pada tahun 2024, sebelum meningkat ke 3% pada 2025. Disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika masih akan baik pada tahun 2024, tetapi pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan melambat. Sementara, ekonomi India dan Indonesia tumbuh tinggi.

Kedua, gradual disinflation. Penurunan inflasi akan lambat meski negara-negara maju telah menempuh kebijakan pengetatan moneter agresif. Inflasi baru akan turun pada tahun 2024, itu pun masih di atas target, karena harga energi dan pangan global serta keketatan pasar tenaga kerja.

Baca Juga :   Ikatan Pegawai Bank Indonesia Bantu Korban Gempa Cianjur

Ketiga, higher for longer. Fed Fund Rate masih akan tinggi pada 2024, yield US Treasury terus meningkat karena membengkaknya utang pemerintah Amerika.

Keempat, strong dollar. Dolar Amerika masih akan kuat mengakibatkan tekanan depresiasi nilai tukar seluruh dunia, termasuk Rupiah.

Kelima, cash is the king. Pelarian modal dalam jumlah besar dari emerging market ke negara maju, sebagian besar ke Amerika, karena tingginya suku bunga dan kuatnya dolar.

“Kelima gejolak global tersebut berdampak negatif ke berbagai negara, Indoensia tidak terkecuali. [Kondisi ini] Perlu kita waspadai dan antisipasi dengan respons kebijakan yang tepat untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional yang telah susah payah kita bangun,” ujar Perry.

Di tengah kondisi ekonomi global tersebut, Perry mengatakan Indonesia patut bersyukur, karena ekonomi nasional berdaya tahan dari pandemi Covid dan dari gejolak global.

“Kuncinya hanya satu, sinergi. Karena masalah berat yang kompleks tidak mungkin dapat dihadapi sendiri, perlu kerja sama dan koordinasi,” ujarnya.

Dengan sinergi itu, tambah Perry, ekonomi Indonesia tahun 2024 dan 2025 akan menunjukkan ketahanan dan kebangkitan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan cukup tinggi mencapai 4,7% hingga 5,5% pada 2024 dan meningkat ke 4,8% hingga 5,6% pada 2025, salah satu yang tinggi di dunia.

Baca Juga :   Bank BUMN Sudah, BI Minta Bank Swasta dan BPD Segera Turunkan SBDK

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi ini didorong oleh konsumis dan investasi yang meningkat didukung kenaikan gaji ASN, pemilu, pembangunan infrastruktur di IKN, selain ekspor dari hilirisasi.

Inflasi Indonesia juga tetap terkendali dalam sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025. Hal ini terjadi karena konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan terus kuatnya gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.

Sementara itu, nilai tukar Rupiah tahun 2024 diperkirakan akan lebih stabil karena komitmen tinggi Bank Indonesia dan juga fundamental ekonomi yang baik, yaitu pertumbuhan tinggi, inflasi rendah, imbal hasil investasi menarik. Kemudian, stabilitas eksternal terjaga, neraca pembayaran sehat, cadangan devisa akan meningkat, pertumbuhan kredit akan meningkat ke 10%-12% pada 2024 dan kemudian meningkat kembali ke 11%-13% pada 2025.

Stablitas sistem keuangan juga terjaga. Hasil stress test menunjukkan ketahanan dari dampak global. Ekonomi keuangan digital meningkat pesat, transasksi e-commerce, digital banking, uang elektronik tumbuh tinggi.

“Tetapi kita harus wasapda melihat ke depan. Sekali lagi dunia belum akan ramah pada tahun 2024. Kita harus tetap optimis melangkah ke depan penuh keyakian dengan satu semangat sinergi” ujar Perry.

Leave a reply

Iconomics