Presiden Minta KSSK Tingkatkan Koordinasi

0
116

Presiden Joko Widodo mengingatkan agar Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) menyiapkan berbagai skenario ke depan untuk merespons berbagai dinamika, khususnya dinamika global.

“Yang paling penting juga antisipasi terhadap semua skenario ke depan, cepat dalam merespons setiap perubahan. Misalnya untuk inflasi, cek terus di lapangan, selesaikan kalau ada masalah dengan cepat. Kemudian juga perkuat KSSK, sering ketemu, sering berbicara untuk menjaga stabilitas sektor keuangan,” kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 yang digelar di Grha Bhasvara Icchana, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, pada Rabu, 29 November 2023.

Presiden Jokowi meminta KSSK meningkatkan koordinasi, utamanya pada situasi tidak normal seperti saat ini.

“Dalam situasi seperti ini enggak bisa, minim seminggu sekali atau dua minggu sekali ketemu untuk ya ngopi bareng-bareng kan enggak ada masalah. Enggak usah serius, tetapi saling bertukar angka, bertukar kalkulasi, bertukar hitung-hitungan karena memang kondisinya kita harus merespons dengan cepat terhadap situasi-situasi yang berubah,” kata Presiden.

Baca Juga :   OJK Terbitkan Aturan Kepalilitan Terhadap Perusahaan Efek

Menurut Presiden, saat ini dunia sedang tidak dalam situasi baik-baik saja karena banyak fenomena domestik negara lain yang berdampak global. Situasi tersebut antara lain persoalan inflasi dan tingginya suku bunga di Amerika Serikat, perlambatan dan krisis properti di Tiongkok, hingga peningkatan tensi geopolitik berupa perang di Ukraina dan Gaza.

“Oleh sebab itu, dampak dari perang yang ada harus sama-sama kita antisipasi. Karena kalau sudah yang namanya perang ini ganggunya ke mana-mana. Gangguan rantai pasok global, lonjakan harga pangan, lonjakan harga energi, semuanya akan terdampak semuanya,” jelasnya.

Tak hanya itu, dunia juga saat ini merasakan langsung dampak perubahan iklim, terutama pada situasi pangan di Indonesia. Pemanasan global telah membuat produksi pangan Indonesia menurun, ditambah dengan pembatasan ekspor pangan dari 22 negara.

Presiden mengajak agar selalu optimistis, tetapi tetap harus waspada dan hati-hati. “Memang kita harus prudent dalam melangkah, tetapi juga jangan terlalu hati-hati. Kredit terlalu hati-hati, semuanya terlalu hati-hati, akibatnya kering perputaran di sektor riil,” katanya.

Leave a reply

Iconomics