
Bidik KPR Segmen Non Subsidi, BTN Terus Tambah Jumlah Sales Center

Jajaran direksi BTN pada papran kinerja kuartal I-2024/Foto: Dok.BTN
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus menambah jumlah Sales Center untuk meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) segmen di atas Rp750 juta atau non subsidi (affluent).
Direktur Utama BTN Nixon L. P. Napitupulu mengatakan, setahun terakhir BTN “mengembangkan secara serius segmen di atas Rp750 juta” melalui pembentukan Sales Center karena segmen ini tidak bisa ditangani oleh kantor cabang yang fokus melayani penyaluran kredit untuk segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Nixon mengatakan, awalnya jumlah Sales Center yang dibentuk BTN hanya tiga. Kemudian Juli lalu, BTN menambah tiga lagi Sales Center dan akan ditambah tiga lagi, sehingga menjadi sembilan.
“Dengan tiga [Sales Center] yang awal, yang umurnya sudah setahun, ditambah tiga tambahan yang umurnya belum sampai setengah tahun, itu booking rate mereka sudah 20% dari total non subsidi kami. Jadi, ini sangat menjanjikan, kami hitung mungkin nanti kalau kami sudah punya 12 Sales Center , dibandingkan 100 cabang, mungkin sudah akan lebih dari 50% booking rate dari non subsidi kami,” ujar Nixon dalam acara Public Expose, Selasa (27/8).
Pada semester petama 2024, penyaluran kredit dan pembiayaan BTN meningkat sebesar 14,4% year on year/yoy menjadi Rp352 triliun, didorong oleh pertumbuhan KPR sebesar 12,3% yoy dan juga segmen bermargin tinggi (high yield) dan korporasi.
Tahun ini, BTN menargetkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 10%-11%, lebih rendah dari target sebelumnya pada level 11%-12%.
Nixon mengatakan, penurunan target pertumbuhan kredit ini terjadi karena likuiditas yang mahal karena suku bunga acuan yang tinggi. Namun, ke depan ada harpan suku bunga acuan Bank Indoneisa akan turun, setelah bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (Fed) memberikan sinyal kuat akan mulai memangkas suku bunga acuannya pada September.
“Biasanya kalau The Fed turun [suku bunga acuan], mudah-mudahan BI juga turun suku bunga acuannya, sehingga nafas untuk menurunkan suku bunga deposito mulai terjadi dan likuiditas biasanya akan lebih murah dibanding hari ini,” ujar Nixon.
Permintaan KPR dari MBR, kata Nixon, sebenarnya masih tinggi. Buktinya, pada awal Agustus 2024, kuota KPR subsidi di BTN yaitu 166.000 rumah sudah habis. Karena itu, ia mengatakan, BTN sedang mengusahakan agar ada tambahan kuota.
“Nanti sore [Selasa, 27 Agustus] ketemuan lagi di Kementerian Keuangan untuk bahas tambahan kuota di semester II ini,” ujarnya.
Pertumbuhan kredit di segmen korporasi, kata Nixon juga secara nasional membaik.
“Di kami ada beberapa nama-nama developer besar dan beberapa korporasi besar yang ikut kami biayai dan menariknya NPL korporasi di BTN masih nol koma, masih sangat kecil. Jadi, kita punya room untuk grow lebih baik dari pada segmen yang lain,” ujarnya.
BTN, tambah dia, juga baru mulai masuk ke UMKM lewat KUR. Pertumbuhan segmen UMKM di BTN mencapai “double digit, cukup bagus dibanding dengan segemen lainnya.”
Dengan berbagai kondisi tersebut, mulai daru optimisme pemangkasan suku bunga acuan hingga permintaan kredit yang masih tinggg, Nixon mengatakan pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN pada akhir tahun nanti diperkirakan lebih dari 12%, atau lebih tinggi dari target 10%-11%.
Leave a reply
