Ditargetkan Diluncurkan September 2022, Komitmen Dana untuk Financial Intermediary Fund Sudah Mencapai US$1,28 Miliar

Pertemuan ke-3 Menteri Keuangan dan Bank Sentral negara G20 (Finance Ministers and Central Bank Governors/FMCBG) yang berlangsung di Bali pekan lalu memperkuat komitmen pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) untuk antisipasi pandemi yang akan terjadi di masa depan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sejumlah negara dan lembaga telah menyatakan komitmen dukungan pendanaan untuk lembaga FIF.

“Sampai saat ini komitmen kurang lebih US$1,28 miliar sudah diamankan untuk FIF,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers, Sabtu (16/7).

Komitmen pendanaan tersebut berasal dari Amerika Serikat, Komisi Eropa, Jerman, Indonesia, Singapura, Inggris, Wellcome Trust, dan Bill and Melinda Gates Foundation. Pertemuan Ketiga FMCBG ini juga telah menerima janji kontribusi tambahan dari Italia, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Jepang dan Korea.

FIF merupakan bukti konkret guna membangun arsitektur kesehatan global dalam Preparedness, Prevention, and Response (PPR) dengan memastikan ketersediaan, keberlanjutan, koordinasi aspek keuangan pasca pemulihan pandemi.

Semua anggota akan terus mendiskusikan pengembangan tata kelola FIF termasuk dengan mengikutsertakan peran koordinasi pusat dari WHO, berkiblat pada semangat G20 yang inklusif bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, serta tambahan mitra di luar anggota G20; dan aturan pengoperasiannya, dengan target peluncuran di September 2022.

Selain isu kesehatan global, FMCBG ke-3 yang digelar di Bali ini membahas enam agenda prioritas lainnya yaitu, yaitu 1) ekonomi global; 2) arsitektur keuangan internasional; 3) permasalahan sektor keuangan; 4) keuangan berkelanjutan; 5) infrastruktur; dan 6) perpajakan internasional.