Kemenperin Komitmen Terapkan Sirkular Ekonomi untuk Kurangi Emisi Karbondioksida

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan pemerintah Indonesia serius berkomitmen menerapkan implementasi sirkular ekonomi.  Hal tersebut sebagai model ekonomi yang mengoptimalkan penggunaan sumber daya, desain produk agar seefisien mungkin dan mengembalikan sisa-sisa produksinya ke dalam siklus produksi.

Direktur Pusat Perumusan, Penerapan, dan Pemberlakuan Standardisasi Industri Kemenperin Sri Bimo Pratomo mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi sektor-sektor yang berpotensi untuk menerapkan ekonomi sirkular, yang di antaranya plastik, elektronik, makanan, dan minuman. Penerapan sirkular ekonomi ini pun dapat mengurangi emisi karbondioksida sebesar 126 juta ton dan penggunaan air sebesar 6,3 milyar meter kubik.

Transformasi sirkular ekonomi ini, kata Sri Bimo, tidak hanya diprakarsai pemerintah, tapi juga perusahaan swasta dan industri. Dengan kerja sama antar-stakeholder diharapkan dapat mendorong implementasi sirkular ekonomi berjalan lancar.

“Kondisi ini membuat upaya kami untuk mendorong isu implementasi ekonomi sirkular dan berjalan lancar karena semua dukungan pemangku kepentingan bersifat kolaboratif, berpikiran terbuka, dan inklusif,” ujar Sri Bimo dalam Hannover Messe 2023 pada Kamis (20/4).

Menurut Sri Bimo, mobilisasi sektor keuangan Indonesia dan aliran modal internasional dalam hal ini menjadi sangat penting terutama untuk keuangan berkelanjutan agar dapat mencapai tujuan sirkular ekonomi dan energi bersih. Data menunjukkan, sektor manufaktur berkontribusi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Untuk diketahui, kata Sri Bimo, sektor manufaktur menyumbang 16,48% dari produk domestik bruto (PDB) non-migas Indonesia.